Entah sejak kapan Hanif jadi begitu suka dengan kereta api. Ketika masih mudik ke Kediri, kami memang selalu menggunakan kereta api. Naik yang bisnis atau eksekutif, Hanif jarang rewel. Saat sudah bisa berjalan, Hanif memang hobi jalan-jalan dalam kereta api. Haha...lumayan juga jalan mondar-mandir di dalam gerbong mulai berangkat jam 6 sore sampai dia capek sekitar jam 10 malam. Tapi libur lebaran kemarin ketika mudik berdua dengan saya, alhamdulillah Hanif duduk tenang di kursinya. Mungkin ngerti kali kalau ibunya sendirian dan memang perjalanannya hanya 7 jam.
Kegemaran Hanif akan kereta api juga jadi alasan ketidaksabarannya menunggu kereta. Jika diajak naik KRL, maunya kereta datang langsung naik. Kalau ngga langsung naik, Hanif pasti nangis dengan cara yang membuat orang lain mengira ia kesakitan, ketakutan atau sedang diculik hehe... Akhirnya kami berusaha mengakali dengan berpindah peron, nongkrong dulu di tukang kue, atau membeli tiket kereta yang paling cepat datang, ekonomi ngga masalah. Pernah naik kereta ekonomi pas lagi penuh, Hanif yang digendong ayahnya pun sampai keringetan. Tapi ngga rewel juga tuh, diem aja. Yang penting mah naik kereta hehe...wong kereta barang lewat aja ditangisin.
Selain KRL, Hanif juga suka naik kereta mainan. Tapi sejak ia paham bentuk kereta api, dia ngga mau naik kereta-keretaan yang ngga mirip sama kereta api. Kan ada tuh kereta mini di pasar malem yang bentuknya badut-badut dan diiringi lagu anak-anak. Hanif maunya yang ada cerobongnya dan bunyinya mirip kereta api. Di Giant Bintaro ada tuh, namanya mini train. Tiketnya cukup mihil, 15 ribu untuk dua kali putaran di dalam mall Giant. Masih lebih murah naik commuter Pondok Ranji-Jakarta Kota pp hehe... Yah sesekali ngga papa, toh ke Giant cuma sebulan sekali. Sekalian juga mengajarinya membeli tiket, mengantri dan naik kereta sendiri.
Duduk di dalam kereta sambil pegang tiketnya
Pintunya ditutup ya...keretanya mau jalan...
tut...tut...tut...awas minggir kereta mau lewat...