16 Agu 2016

Kabar Hanif di Awal Kelas 3

Akhir-akhir ini begitu banyak alasan untuk tidak sempat menulis. Bahkan sekedar mendokumentasikan perkembangan bujangku. Alhamdulillah Hanif sudah naik kelas 3. Setahun di kelas 2 rasa-rasanya dilalui Hanif dengan senang. Terima kasih banyak untuk wali kelas 2B2 Bu Anis (tahun ini memutuskan resign karena ingin fokus ke skripsinya), juga guru2 lain (ada Pak Eko, Bu Nurul, Bu Meli, dan yang lain yang tidak bisa saya sebutkan karena saya ngga hafal hahaha) yang sudah banyak membantu Hanif melalui hari-harinya di kelas 2. Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik^^.
Perkembangan Hanif saat ini sudah banyak. Tahun ini Hanif untuk pertama kalinya ikut mabit di sekolah. Cuma sehari sih tapi cukup membuat saya tak nyenyak tidur. Alhamdulillah Ramadhan lalu Hanif juga sudah bisa puasa maghrib...meski harus meningkatkan penjagaan ketat di sekitar area dapur mulai jam 4 sore. Maklum masa-masa kritis...hehe... Bahkan Mbah Utinya terpaksa menunda memasak hidangan berbuka sampai adzan magrib demi Hanif agar tidak tergoda. Hanif sekarang semakin mudah diberikan pengertian. Perhatiannya terhadap lingkungan juga makin baik. Hanif langsung hafal guru wali kelasnya di hari pertama. Nama kelas masih kadang lupa kalau sudah naik kelas. Naik kelas berarti makin banyak pe er untuk emaknya. Pelajaran di kelas 3 mulai kompleks, meski demikian target utama saya tahun ini adalah kemandirian Hanif. Mulai dari makan, mandi, buang air. Pelajaran akademis akan tetap saya ajarkan semampu Hanif. Fokusnya lebih ke kemampuan sosial yakni komunikasi dan kemandirian. Semoga Allah memberikan kemudahan agar saya bisa istiqomah mengajari Hanif setiap hari. Amiiin...semangaat...!
Saya posting beberapa foto kegiatan Hanif di kelas 2 untuk kenangan. Sebagian besar hasil jepretan Bu Anis yang gemar sekali mendokumentasikan kegiatan anak didiknya. Makasih ya Bu.

sanwich day

feeding the goat

menanam

main sawah-sawahan

membajak sawah

outbond

@market day

di kelas

saat makan siang

balap bakiak

engrang batok

saat mabit di sekolah

pameran hasil karya

pawai ramadhan bersama pak eko

farewell bu anis
 

15 Agu 2016

Mengenal Sekolah Inklusi

throwback hanif pg-tk-sd

Sudah lama saya ingin menuliskan tentang sekolah inklusi. Hanif saat ini bersekolah di SDIP Baitul Maal yang juga menyelenggarakan pendidikan inklusi. Saat Hanif masuk kelas 1, itu adalah tahun pertama SDIP Baitul Maal resmi sebagai sekolah inklusi. Alhamdulillah Hanif tidak perlu bersekolah jauh-jauh, apalagi teman-temannya juga bedol desa ke sana. Hanif menempuh playgrup dan tk di sekolah yang sama walau saat itu belum resmi inklusif.
Apa sih sekolah inklusi?
Sekolah umum yang juga menyelenggarakan pendidikan inklusi. Jadi selain menerima siswa umum, sekolah juga menerima siswa difabel atau bisa juga disebut berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak melulu autis atau down syndrome ya, bisa juga anak yang sangat cerdas hingga pendidikannya juga harus disesuaikan dengan kekhususannya.
Bagaimana sistem pendidikan sekolah inklusi di Indonesia?
Sebenarnya pendidikan inklusi sudah diatur dalam permen diknas tahun 2009 (lupa nomornya). Bahwa di setiap wilayah tertentu harus ada sekolah inklusi dari pendidikan dasar sampai menengah. Namun kembali lagi kepada sumber daya yang dimiliki sekolah. Banyak sekolah yang melabeli dirinya dengan embel-embel inklusi. Namun sekolah biasa sebenarnya ada juga yang melakukan pendidikan inklusi walau tidak berlabel sekolah inklusi. Yang penting adalah komitmen dan kepedulian dari sekolah. Sewaktu Hanif masuk playgrup, saya sempat ragu apakah Hanif akan diterima. Ketika saya berterus terang tentang kondisi Hanif dan harapan saya, alhamdulillah pihak sekolah mau menerima dan terbuka akan keterbatasan sumber daya di sekolah. Alhasil Hanif diterima. Setelah seminggu pertama, saya melihat guru kelas sudah cukup repot dengan anak-anak, apalagi ditambah Hanif. Saya pun meminta pihak sekolah menyediakan shadow teacher untuk Hanif. Gajinya akan saya tanggung sesuai dengan kebijakan sekolah. Saya katakan saat itu tidak perlu lulusan pendidikan guru tk, yang penting sayang anak-anak. Untuk cara menangani Hanif bisa saya ajarkan. Alhamdulillah guru shadow Hanif Bu Nita bertahan sampai Hanif lulus tk. Bahkan sekarang menjadi guru reguler di TK. Maka dari itu, orang tua harus cermat memilih sekolah, pertimbangkan visi dan komitmen sekolah.
Bagaimana dengan penolakan dari orang tua murid lain?
Di sinilah pentingnya komitmen sekolah akan pendidikan inklusif. Jika sejak awal sekolah sudah mempunyai visi bahwa setiap anak memiliki hak yang sama, maka orang tua yang menolak terhadap keberadaan ABK di sekolah berarti menentang kebijakan sekolah. Yah walau prakteknya seringkali minoritas yang dikorbankan. Kuncinya sekali lagi cermat memilih sekolah. Alhamdulillah Hanif mempunyai teman-teman yang baik. Setiap kali Hanif tak sengaja menyakiti temannya, saya selalu berusaha kontak orang tuanya secara pribadi dan meminta maaf sambil menjelaskan kondisi Hanif. Saya juga kerap terbuka tentang Hanif saat mengobrol dengan ibu-ibu lain. Saya berharap teman-temannya dan juga orang tuanya memahami kondisi Hanif. Alhamdulillah saat ini teman-teman Hanif sudah bisa membantu guru dalam menjaga Hanif. Misal memegangi ketika Hanif tiba-tiba keluar gerbang atau kompak menyembunyikan coklat karena Hanif diet coklat. Saya terharu anak-anak bisa berempati di usia dini. Tak perlu jauh-jauh pergi ke panti untuk membangun empati, cukup dengan memahami perbedaan temannya.
Mana yang lebih baik, sekolah khusus atau sekolah inklusi?
Dua-duanya sama baik asalkan sesuai dengan kemampuan anak. Jika anak dapat menguasai kemampuan akademik walau mungkin lebih lambat (slow learner), maka dapat dimasukkan ke sekolah inklusi. Namun jika tidak, maka sekolah khusus adalah pilihan yang lebih baik di mana kemampuan life skill lebih ditekankan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapisnya sebelum memutuskan sekolah yang cocok untuk anak.
Bagaimana pelaksanaan pendidikan inklusi di sekolah?
Berdasarkan pengalaman Hanif, anak akan dites kesiapan belajar sebelum masuk sekolah. Dari situ akan ditentukan apakah si anak berkebutuham khusus dan perlakuan seperti apa yang tepat. Hanif diputuskan memerlukan guru pendamping khusus karena belum bisa fokus. Beberapa temannya ABK yang sudah lebih baik dihandle sekaligus 3 anak oleh 1 guru pendamping. Kemudian oleh tim inklusi akan dibuatkan program pembelajaran individual (PPI) alias kurikulum yang disesuaikan dengan taraf kemampuan dan kebutuhan Hanif. Untuk pembelajaran di kelas, sekolah Hanif memakai sistem gabungan/tarik ulur. Beberapa sekolah ada yang menerapkan kelas transisi sebelum diputuskan bergabung dengan kelas reguler. Jadi ada saat Hanif bergabung di kelas, ada pula saat beraktivitas di luar. Misal untuk tematik 3 jam pelajaran, Hanif hanya ikut 1 jam saja. Sisanya diberikan aktivitas lain di luar. Ketika endurance-nya mulai bagus, jam di kelas ditambah hingga suatu saat anak bisa full bertahan mengikuti tatap muka kelas. PPI akan dievaluasi tiap tiga bulan di sekolah Hanif. Soal ujiannya pun dimodifikasi. Mungkin ijazahnya juga demikian jika anak masih belum dapat mengikuti kurikulum standar diknas sampai kelulusan. Masih ingat Harun di film Laskar Pelangi? SD Muhammadiyah Gantong adalah contoh sekolah inklusif tanpa embel-embel inklusi.
Oke sebegini saja ya cerita saya tentang sekolah inklusi. Untuk para orang tua ABK, jangan berputus asa mencari sekolah yang tepat. Mungkin dari cerita saya di atas kesannya mulus-mulus saja ya, believe me...it's not. Tapi semuanya akan berlalu. Lewat satu tantangan...terbitlah tantangan berikutnya. That's life...just enjoy the moment^^.

8 Agu 2016

Review: Pivot Point (Pivot Point #1)


Kasie West, 2013, ebook
Entah kapan terakhir saya membaca novel sebelum ini. Sudah lama saya mendownload ebook Kasie West tetapi baru tergerak untuk membacanya saat saya terjebak kemacetan hampir 2 hari di perjalanan mudik lebaran. Kebetulan sedang tidak sholat waktu itu jadi tak bisa nambah setoran juga. Saya sampai menghabiskan 3 ebook hahaha...
Addison Coleman tinggal di lingkungan orang-orang berkekuatan supranatural, di mana mereka memisahkan diri dari orang-orang biasa "The Norm", di sebuah lingkungan yang disebut Compound. Sahabatnya, Laila adalah Memory Eraser, sementara dia sendiri adalah Searcher. Addie bisa melihat masa depan atas dua pilihan. Ketika ayah dan ibunya memutuskan untuk bercerai, ia kembali dihadapkan dua pilihan, tetap tinggal di Compound bersama ibunya atau meninggalkan Compound dan tinggal bersama ayahnya di dunia normal?
Awalnya saya agak skeptis sebagus apa cerita tentang seorang paranormal? Dugaan saya salah, Pivot Point adalah buku yang sangat menarik, paling bagus di antara 3 judul yang saya baca. Ketika Addie melakukan Search atau menjajaki antara 2 pilihan, cerita digambarkan bergantian bab antara pilihan pertama dan kedua. Penulis menceritakan dengan detail keseharian Addie saat menjalani pilihan pertama dan keduanya day to day selama 6 minggu. Terkadang ada kejadian yang bersinggungan antara dua pilihan tersebut. Cerita menjadi semakin seru karena melibatkan kasus pembunuhan. Pada akhir cerita Addie harus memilih mana pilihan yang akan dijalaninya, di mana ia harus kehilangan orang yang berbeda di dua pilihan itu. Buku ini membuat saya terpikir bahwa di setiap pilihan pasti ada resiko dan saya bersyukur tidak memiliki kemampuan seperti Addie jadi lebih menggantungkan diri pada doa dan Allah semata^^v Karena Allah tahu yang terbaik meski kita tidak menyukai. Very recommended book...ada sekuelnya loooh *belum sempat baca #entahkapanbaca

-knowing the outcome doesn't make a choice easier-