28 Feb 2016

Review: Zootopia


Beberapa hari lalu saya lihat buku cerita Zootopia di salah satu web toko buku online. Baru tahu kalau ternyata itu film baru Disney. Alhasil kemarin saya, Hanif dan ayahnya pergi nonton Zootopia...
Film ini berlatar belakang masa ketika para hewan telah berevolusi dan terjadi pembauran antara hewan predator dan mangsanya. Tokohnya bernama Juddy Hoops, kelinci yang bercita-cita 'making the world better' dengan jadi polisi. Meski saat itu tak lazim bagi kelinci untuk berprofesi sebagai polisi. Tapi Juddy tak menyerah dan akhirnya berhasil menjadi lulus sebagai polisi kelinci pertama. Sebagai lulusan terbaik, ia kemudian ditempatkan di ibukota, Zootopia. Tapi kenyataan tak seindah harapan, di sana Juddy hanya mendapatkan 'parking duty' alias polisi lalu lintas, bukan detektif polisi impiannya. Suatu hari ia bertemu seekor rubah licik bernama Nick Wilde, yang nantinya terpaksa membantu Juddy dalam menyelidiki kasus misteri menghilangnya 14 ekor binatang. Lambat laun mereka menjalin persahabatan. Benarkah kelinci bisa bersahabat dengan rubah, yang merupakan pemangsanya? Akankah Juddy berhasil memecahkan kasus tersebut?
Meski alurnya tertebak abis dan endingnya koq kebetulan banget hehe..., saya menikmati film ini. Yaa...sembari menenangkan Hanif yang tiba-tiba teriak, minta pulang, tiba-tiba menjejakkan kaki ke kursi di depannya, atau minta pindah kursi. Resiko yee...bawa anak. Sudah beberapa kali kami mengajak Hanif nonton di bioskop. Dari yang awalnya tutup kuping, sekarang sudah tidak lagi. Meski kerap minta ini itu, alhamdulillah masih bisa bertahan sampai film selesai. Ketika ditanya ceritanya dia belum paham, tapi ingat nonton film apa dan binatangnya apa aja.
Eniwei back to the movie. Terlepas dari alur yang saya bilang tadi, film ini bisa dinikmati baik anak-anak maupun orang dewasa. Adegan saat Juddy menghadapi petugas samsat -entah jenis hewan apa- yang super duper laambaat bangeeet gerakannya, hillarious banget wkwkwk.... Kemudian detil-detil kota Zootopia yang modern, cellphone Juddy dengan logo wortel ala iphone, slogan di papan iklan yang diplesetkan dari aslinya, cukup lucu buat saya. Ohya, saya juga merasa ada sedikit kemiripan dengan The Hunger Games. Tampilan Zootopia mirip dengan The Capitol. Ada distrik rain forest, distrik sahara square, dan distrik tundra town. Sementara Bunny Burrow, kota asal Juddy, mirip distrik berapa itu yang pertanian. Bisa jadi salah satu animatornya penggemar The Hunger Games hehe... Tokoh utamanya Juddy pantang menyerah, ia terus berusaha tanpa peduli pandangan orang lain. Sementara Nick, kebalikan dari Juddy. Karena rubah selalu dianggap culas dan penipu, maka Nick menganggap tak ada gunanya berusaha menunjukkan sebaliknya. Di akhir cerita, Nick belajar banyak dari Juddy tentang arti pantang menyerah, sementara Juddy juga belajar bahwa dunia tidaklah seideal yang dibayangkannya. Btw, saya jadi mikir nih...kalau kelincinya tetap makan wortel, jerapahnya tetap makan daun, trus para hewan pemangsa makan apa dong? *just my curiousity





Hanif dan Lego


Hanif sedang senang main lego. Berawal dari koleksi lego Shell yang saya punya. Jumlahnya ada 6 set, mulai mobil balap, tanker, sampai gas station. Waktu itu beli murah dengan menukar struk pembelian shell sekian liter.  Tadinya buat pajangan, lama-lama dipretelin satu per satu. Yah...gak pa pa lah. Lalu saya perhatikan koq bijinya makin lama makin berkurang. Haha...jangan-jangan kebuang nih. Kemudian pas ada rejeki saya belikan Hanif set lego classic 10920 dan saya pesen ke si mbak kalau nemu biji lego agar dikumpulin. Mehong yee.... Di dalam set lego yang baru saya beli ada buku contoh model yang bisa dibentuk dan brick separator. Brick separator inilah salah satu alasan saya membeli lego lagi. Hanif kerap menggunakan gigi untuk melepas biji lego atau minta bantuan saya *korban kuku tak cantik lagi. Walau kadang masih pakai gigi, lumayanlah kalau diingetin Hanif sudah bisa memakai brick separator. Ohya, lego classic 10920 ada kardus dan tutupnya. Lumayan sekalian buat wadah biji lego yang lama. Untuk kreasi lego, Hanif ga mau mengikuti contoh yang di buku. Dia lebih suka bentuk suka-suka gue. Ga papa sih...biar kreatif. Saking cintanya sama lego, sampe dibawa ke rumah si mbak (sembari nunggu saya pulang) pun dibawa ke kasur. Dasar Hanif...

brick separator

Ini beberapa karya Hanif
gondola
Awalnya saya bingung kagak ada bentuk perahunya koq dibilang gondola. Kata bapake...yang di ancol itu loh. Masya Allah...ternyata gondola kereta gantung yang di Ancol hahaha...*emak oon




Hanif mencipratkan air membentuk setengah lingkaran (ditaruh di dekat wastafel memang) sambil bergumam irama ga jelas...apaan nih *emaknya mikir. Aha! itu kastilnya Disney yang ada di awal setiap film Disney hehe..


25 Feb 2016

Kunjungan ke Kebun Bintang Ragunan

Hari ini Hanif dan teman-temannya ke Kebun Binatang Ragunan. Selain berkeliling melihat satwa, di sana mereka juga akan menggelar puncak tema bulan ini "Hewan dan Tumbuhan". Pagi-pagi udah heboh sendiri karena tidak mau pakai baju olahraga. "Baju olahraga ga usah" kata Hanif. Padahal dress codenya memang baju olahraga. Mungkin dipikirnya ga jadi ke ragunan trus olah raga #tepokjidat. Setelah ditunjukkan surat dari sekolah, barulah Hanif mau pakai baju olahraga haha...

Credit foto: ummu dewa dan bu anies...makasih yaa

makan bersama

Hanif di antara teman sekelasnya 2B2
Tiduran di pangkuan Pak Eko (shadow teacher) saat kelas lain manggung
lelaah...

Resep: Pempek Kulit


Lamaa ya ga posting resep...*posting apapun juga hehe... Yang paling malesin dari pempek buatan sendiri adalah bagian  ngerok daging ikan dan menghaluskannya. Namun sekarang tak perlu lagi...karena teman kantor saya menemukan tukang ikan yang bisa sekalian giling di pasar palmerah. Trus saya tinggal titip deh:p #mauenakaja. Beberapa saat lalu saya ditawarin kulit ikan giling...berhubung saya penggemar pempek kulit, tanpa pikir panjang langsung diambil. Harganya hanya 15 ribu an persetengah kilo. Bandingkan dengan tenggiri giling yang per setengah kilonya 50ribu. Yuk intip resepnya

Bahan:
500 gram kulit tenggiri giling
2 butir telur
3 sdt garam
1 sdm gula
3 sdt garam
Penyedap (opsional hehe...)
450 gram tapioka (sisakan sedikit untuk taburan tangan)
2 sdm terigu
200 ml air es

Bumbu dihaluskan:
7 siung bawang putih
4 siung bawang merah


Cara membuat:
  1. Campur kulit ikan, telur, bumbu halus, garam, gula, terigu, dan air es di dalam baskom.
  2. Masukkan tapioka, uleni dengan tangan. Cicipi sedikit sampai asinnya pas. Hasil adonannya memang agak lengket.
  3. Lumuri tangan dengan tapioka, ambil adonan segenggaman tangan, dan pipihkan. 
  4. Goreng dengan api sedang sampai mengapung dan warnanya kuning. Jika ingin disimpan, gorengnya jangan terlalu coklat.

Hasilnya sekitar 30 biji, gede-gede hehe... Makan 3 udah kenyang. Biasanya kalau ngerok ikan sendiri, kulit ikannya saya rebus dulu campur dengan daging ikan sedikit (perbandingan suka-suka) baru dihaluskan. Tapi berhubung ini kulitnya aja udah banyak, engga saya campur daging ikan. Jadi rasanya agak kurang sip, makanya saya tambahin penyedap hehe...dikiit. Hanif ternyata doyan...*biasanya engga. Mungkin karena pake msg hehe... Hanif bilang bukan pempek tapi cireng item haha...mirip cireng memang^^

tangan saia gede yak :p

14 Feb 2016

Resensi:When You Reach Me


Rebecca Stead, Random House, 2009, ebook
Postingan kali ini buku yang sudah saya baca beberapa saat lalu. Walau kerjaan lagi banyak, book is way to escape. Selalu ada waktu untuk baca. Tapi bikin review lain lagi...mendingan tidur hehe.
Buku ini termasuk genre early teens. Tokoh utamanya bernama Miranda berusia 12 tahun dan duduk di kelas 6 SD. Ia tinggal di sebuah apartemen kecil di kota New York bersama ibunya. Sang ibu bekerja sebagai paralegal di kantor pengacara milik Richard, yang juga pacar ibunya. Miranda bersahabat karib dengan Sal, yang tinggal di apartemen yang sama. Mereka selalu berangkat dan pulang bersama dari sekolah, melewati cowok-cowok yang nongkrong di garasi, juga "the laughing man" -tunawisma yang kerap berkeliaran di.pojok jalan-. Hingga suatu ketika saat berjalan pulang sekolah, tiba-tiba salah satu anak yg biasa nongkrong di garasi menghampiri mereka dan memukuli Sal. Sejak saat itu, segalanya berubah. Sal menjauh dari Miranda. Mereka tak lagi berangkat dan pulang bersama, bahkan seperti tak pernah berteman. Suatu hari ketika pulang sekolah, Miranda mendapati pintu apartemennya tidak terkunci dan anehnya tak ada yang hilang. Ternyata kunci cadangan yang disimpan di kotak emergency hilang. Yang lebih aneh lagi Miranda menemukan 4 catatan yang ditujukan padanya dalam jangka waktu berdekatan dan hal-hal yang tertulis di dalamnya terjadi di kemudian hari. Siapakah yang menulisnya untuk Miranda? Mengapa pula di salah satu catatan menyatakan bahwa hidup temannya dalam bahaya?
Saya sudah lama tidak membaca genre anak-anak. Tertarik dengan novel ini karena penghargaan yang diraihnya. Ceritanya terdiri dari bab/segmen pendek, cocok juga untuk yang sedang belajar bahasa inggris. Saya sempat agak bosan di awal karena buku ini menceritakan day-to-day kegiatan Miranda. Lumayan detail karena rentang waktu dalam buku ini hanya 1 bulan. Tapi saya mulai tertarik ketika Miranda menerima note misterius. Siapa nih yang mengirim? Langsung sibuk menerka-nerka sendiri hehe... lalu baru ngeh...kalau Me pada judul When You Reach Me itu merujuk pada pengirim pesan misterius. Endingnya cukup mengejutkan saya karena melibatkan unsur fiksi ilmiah. Dari awal buku ini, hanya disinggung sedikit tentang fiksi ilmiah saat Miranda mengerjakan proyek kelas. Selain itu menurut saya pengungkapannya juga terlalu tiba-tiba, tiba-tiba saja Miranda sadar siapa yang mengiriminya pesan. Saya sampai membaca ulang bab-bab akhir, jangan-jangan ada yang terlewat nih. Tapi salut atas kejutan di ending dan keberanian memasukkan konsep fiksi ilmiah untuk pembaca teens  Mungkin penulisnya sengaja agar bisa jadi bahan diskusi lebih lanjut oleh pembaca muda. Toh konsep yang sama juga diusung film kartun Doraemon dan bisa diterima dengan baik *ups...spoiler. Buku anak-anak dengan rasa ilmiah^^...

Pulsa SOS!!

Hellow...blog!!! Hehe... *sapu-sapu dulu ah. Ngga berasa 6 bulan lebih blog ini tidak ditengok. Load pekerjaan akhir-akhir ini begitu padat, sampai-sampai membunuh mood menulis *lebay mode-on. Anyway, mungkin sekarang saatnya just write and post it. Ga usah pke diedit lama-lama haha...
Pagi ini saya terkaget mendapatkan sms bahwa pulsa tinggal 400 perak. Lah perasaan beberapa hari lalu udah ngisi 100 ribu. Setelah saya ingat-ingat lagi...oh iyaaa...kemarin gagal melulu sms bankingnya dan saya lupa untuk coba lagi. 400 perak mana cukup buat sms banking...males banget harus ke atm atau minimarket. Ternyata di bawah sms pemberitahuan sisa pulsa, ada tawaran pulsa sos 2000 perak. Tinggal balas YA ke 505, nanti pulsa akan dipotongkan ketika sudah isi ulang. Biayanya 500 rupiah. Alhamdulillah...ga usah nunggu pagi dan repot-repot keluar.
Menurut saya ini ide yang bagus. Mengingat pasti banyak orang yang kerap lupa isi pulsa...pas lagi butuh, udah mepet banget *pengalaman pribadi. Tapi baru kali ini tuh dapat info pulsa sos. Pulsa SOS...utang pulsa di saat darurat:D