13 Jan 2012

The Goose Girl


Dongeng adalah salah satu jenis bacaan yang jarang saya lewatkan. Alasannya simpel, ceritanya hampir selalu happy ending dan tentu saja, ada putri dan pangerannya hehe... Terus terang yang membuat saya penasaran dengan buku ini adalah banyaknya award yang diperoleh. Alhamdulillah buku ini juga ada di rentalan, jadi ngga usah beli. Tapi pas saya baca loh koq ceritanya ngegantung. Googling di internet...yaah ternyata edisi pertamanya emang salah cetak. Demi mengobati penasaran saya akan akhir ceritanya, isenglah saya mengirim email ke penerbit (pura2 beli buka yang salah cetak). Alhamdulillah penerbitnya mengirim buku pengganti tanpa meminta apapun. Terobati deh penasaran saya dan novel yang edisi lengkap tersebut tentu saja saya serahkan ke rental langganan saya. Biar orang lain ngga mengalami hal yang sama hehe...baik ya saya:p

Konon ada tiga jenis bakat bahasa yang dikuasai oleh orang-orang terpilih yaitu bahasa manusia, bahasa binatang dan bahasa alam. Putri Anidori Kilandra-Taliana Isilee, pewaris tahta Kildenree, terlahir dengan bakat bahasa binatang. Ia mampu berkomunikasi dengan Falada, kudanya dan memahami bahasa unggas. Tak seperti ibunya yang menguasai bakat bahasa manusia (piawai berdiplomasi), bakat yang dimiliki Sang Putri tak banyak membantunya dalam menjalankan tugas sebagai putri mahkota. Ia selalu kikuk jika harus bercakap-cakap dengan tamu-tamu kenegaraan. Sang Ratu yang takut putrinya dianggap gila karena terlihat sering bicara sendiri (padahal ngobrol dengan angsa), mengurung dan melarangnya pergi ke kolam angsa. Ketika posisi Kildenree terancam oleh Bayern, kerajaan tetangga yang lebih kuat, Sang Ratu memutuskan untuk mengalihkan posisi pewaris kepada putranya (adik Anidori) dan mengirim Putri Ani untuk dinikahkan dengan Putra Mahkota Bayern. Dengan hati terluka, Sang Putri pun pergi menuju Bayern dengan ditemani Selia, dayang pribadinya dan para pengawal. Akan tetapi di tengah perjalanan, terjadi pengkhianatan. Para pengawal putri dibunuh dan Putri Ani berhasil meloloskan diri. Sementara itu Selia yang menguasai bahasa manusia, menyamar menjadi Putri Ani dan datang ke Bayern dengan meyakinkan.

Ani yang terluka parah ditolong oleh penduduk Forest, tepi hutan Bayern. Karena tak ingin membahayakan orang lain, ia memutuskan menutupi identitasnya dan mengganti namanya menjadi Isi. Lalu Ani mencari pekerjaan di Bayern untuk mengumpulkan uang dan pulang ke Kildenree. Ketika mendapat pekerjaan sebagai pengurus angsa istana, Ani mendengar bahwa Selia menggantikan kedudukannya dan datang ke Bayern. Bahkan Selia menyatakan Kildenree sedang bersiap-siap melakukan penyerangan terhadap Bayern sehingga Raja Bayern menjadi berang dan berencana menyerang Kildenree terlebih dahulu. Ani kebingungan. Negerinya terancam dan sekarang ia hanyalah seorang gadis angsa di tempat yang jauh dari rumahnya. Tidak akan ada yang percaya pada ceritanya. Di sisi lain, ia tak mau menikahi pangeran Bayern. Hatinya telah tertambat pada Geric, pemuda pengawal raja yang ditemuinya di padang rumput. Bagaimana Ani mengatasi semua ini? Makanya baca hehe...

Novel Shannon Hale yang pertama saya baca ini memang seru. Awalnya sih sedikit membosankan, tapi ritme cerita semakin menanjak sejak percobaan pembunuhan Putri Ani dan tetap seru sampai akhir cerita. Dongeng klasik masa kini ini memiliki banyak konflik dan ketegangan yang silih berganti, tidak seperti dongeng klasik jadul yang rata-rata tidak terlalu panjang dan alurnya sederhana. Dari segi teknis, masih terdapat terjemahan yang salah di bagian cerita ketika Ani dikejar-kejar pengawal Selia dan memanggil para unggas untuk membantunya. Di situ tertulis, terbanglah, kucing, terbanglah. Secara kucing ngga bisa terbang kan, burung merpati kali ya maksudnya. Layout halamannya juga agak ngga enak dilihat, terlalu sempit alias terlalu sedikit paragraf per halamannya dan di beberapa halaman paragrafnya tercetak miring. Agak mengurangi kenikmatan membaca sih, tapi masih bisa dimaafkan. Bagi kamu penggemar dongeng, The Goose Girl layak dilirik dan dibaca tentunya.