27 Sep 2013

Resep: Steamed Patin in Pot



Pas ada ikan patin tapi ngga punya daun pisang dan kemangi. Jadilah masakan ini, Steamed Patin in Pot...alias Patin Kukus hehe... Meski rasanya ngga senendang pepes patin, patin kukus ini wuenak (dasarnya ikannya udah enak). Yang jelas proses mengolahnya juga jadi lebih singkat karena minus bungkus-bungkus pake daun pisang.

Bahan-bahannya:
600 gram patin potong (saya biasa beli yang sudah potongan, isinya 4 potong besar bagian badan patin)
3 lembar daun salam
4 lembar daun jeruk
2 batang sereh, geprek dan potong 5 cm-an
1 butir tomat, potong-potong
Bumbu halus:
5 butir bawang putih
3 butir kemiri
3 cabe kriting
2 cabe rawit
1/2 ruas jahe
1 ruas kunyit
Garam dan gula secukupnya

Cara membuat:
1. Cuci bersih patin. Uleg semua bumbu, jika memakai blender usahakan jangan menambahkan air (nah lo mana bisa? makanya diuleg aja hehe...)
2. Campur ikan, bumbu halus dan tomat dalam baskom, cicipi bumbu sampai rasanya pas. Diamkan 15 menit.
3. Letakkan sebagian daun dan sereh di dasar pinggan tahan panas, taruh ikan di atasnya dan tutup lagi dengan sisa daun dan sereh.
4. Kukus selama 30 menit. Angkat dan siap dimakan dengan nasi hangat. Hmmm...yummm...

Hasilnya jadi agak berkuah, tapi enak karena air berasal dari kaldu ikan. Makanya saya tidak menyarankan menambahkan air ketika menghaluskan bumbu karena rasa ikan akan menjadi hambar. Selamat mencoba.

17 Sep 2013

Resensi Buku: Nancy Drew Files #62: Easy Mark

Cover aslinya...jadul ya
Kali ini Nancy diminta oleh Harrison Lane, Anggota Komite Brewster Academy untuk menyelidiki pelaku 'pengubah nilai' di database sekolah. Kasus ini melibatkan putri ketua komite yang menjadi salah satu 'klien' dari pelaku. Awalnya Nancy berpikir kasus ini akan selesai dengan menyelidiki pemilik rekening di mana uang dari para klien ditransfer. Tapi ternyata identitas yang digunakan adalah milik seorang wanita tua sebatang kara dan telah meninggal. Sementara para 'klien' semuanya dikontak via akun email sekolah. Maka tak ada jalan lain bagi Nancy selain menyamar untuk dapat masuk ke sekolah sebagai tutor pelajaran tambahan. Salah satu murid tutornya adalah Victor Paredes, computer-freak yang bermasalah dengan nilai bahasa inggrisnya. Selain itu ada Miss Phyllis Hathaway yang merupakan kandidat kuat calon kepala sekolah tetapi tidak terpilih. Ada juga Dana MacCauley yang sepertinya sedang mengalami kesulitan keuangan di perusahaan komputer miliknya. Mereka berdua terlibat dalam membangun seluruh sistem komputerisasi di Brewster. Kecurigaan Nancy menjadi sedikit bias ketika ia mulai terlibat dengan Victor, yang menurutnya cukup menyenangkan sebagai teman.

Ini buku pertama Nancy Drew yang saya baca. Saya seringkali membaca namanya di serial Hardy Boys, yang bukunya ada di perpus sekolah saat saya SMA. Malahan saya lebih dulu menonton film-nya yang diperankan oleh Emma Roberts dan saya suka banget. Makanya sudah sejak lama pingin baca bukunya. Tapi ketika membaca yang ini, koq rasa-rasanya lebih dewasa ya. Setelah baca di wikipedia, ternyata memang Nancy Drew terdiri dari beberapa versi. Versi originalnya adalah Nancy Drew Story (usia pertengahan remaja). Sementara Nancy Drew Files yang saya baca adalah versi lebih dewasa. Agaknya Nancy sudah lulus sekolah, tapi memilih untuk tidak kuliah. Tentang alur ceritanya sendiri, saya cukup menikmati. Meski bila dibandingkan Lima Sekawan dan Trio Detektif, ceritanya ngga terlalu seru karena minus adegan penyanderaan dan ngga ada kejar-kejaran dengan penjahat (yang selalu ada di Lima Sekawan hehe..). Di sisi lain, ada cerita roman yang cukup membantu saya menikmati buku ini. Nancy diceritakan sudah jadian dengan Ned, tapi tetap ada saja yang naksir. Buku ini cocok dibaca oleh pemula bahasa inggris. Tak terlalu tebal dan bahasanya juga mudah. Mungkin lain kali saya akan membaca yang versi teen-nya.

Berikut beberapa gambar dari filmnya yang highly recommended untuk ditonton. Saya sampai punya vcdnya:p

Nancy "Emma" Drew...dengan baju vintagenya

Nancy and Ned

16 Sep 2013

Hanif dan Gadget

Sudah bukan rahasia lagi kalau Hanif sangat suka memainkan gadget, apapun! Mulai dari handphone, kamera digital, tab dan laptop. Mungkin tak hanya Hanif saja, hampir semua anak rata-rata juga suka dengan gadget. Hanya saja untuk Hanif, hal ini sedikit banyak turut mempengaruhi perilakunya. Seperti berteriak-teriak menirukan suara karakter angry birds atau yang terkini adalah lari-larian tanpa henti akibat game Subway Surfer. Sisi positifnya (walau ngga banyak) adalah ia semakin berani bereksplorasi -yang beberapa kali berakhir dengan kerusakan -_-. Gadget juga seringkali saya jadikan reward alias iming-iming agar Hanif mau melakukan apa yang saya minta. Saat ini porsinya berinteraksi dengan gadget jauh berkurang. Ini saya lakukan atas pertimbangan dari guru dan terapisnya. Alhasil HP dan netbook saya pun boring alias ngga diisi game macem-macem...biarlah demi anak. Nah...kali ini saya ingin memejeng (bahasa apaa ini?) foto-foto Hanif dan gadgetnya. Cekidot!

1. Hanif dan Laptop



Hanif kecil (7 bulan) suka menirukan ayahnya di depan laptop. Berlagak pura-pura mengetik, padahal yang ada keyboard digebrak-gebrak. Hasilnya notebook tecra yang setia menemani saya sejak kuliah pun afkir dengan keretakan pada keyboardnya.  Heleuh... Kalau yang ini, Hanif sekarang dengan netbook HP saya lengkap dengan headset. Dia sudah mahir menggunakan mouse bahkan bisa mencari sendiri lagu atau video yang disukanya.


2. Hanif dan Handphone




Dari bayi Hanif sudah suka kutik-kutik handphone. Yang lebih lucu lagi, saat saya baru ganti HP samsung (S3 mini) tiba-tiba ada telepon masuk, saya kebingungan belum tahu cara mengangkat panggilan, lalu Hanif yang ada di sebelah saya dengan santainya men-swipe gambar telfon hijau di layar HP. Jiah...anakku lebih jago rupanya hehe... Alhamdulillah untuk HP masih awet meski kadang Hanif suka melemparnya (lagi-lagi gara-gara Angry Birds).

3. Hanif dan Digital Camera




Suatu ketika si ayah iseng mengutak-atik kamera DSLRnya di rumah. Hanif kontan saja tertarik. Daaan...seperti biasanya kamera pocket Canon milik saya lah yang dikorbankan untuk memuaskan keingintahuan Hanif. Lihat saja gayanya mengoperasikan kamera lengkap dengan tripod. Alhasil, hari itu juga kamera saya langsung rusak. Gimana engga, dihidupin dimatiin berkali-kali. Bahkan setelah dimatikan dan lensanya belum masuk sempurna, sudah dihidupkan lagi. Namanya anak-anak dikasih tahu teteup aja. Hiks...

4. Hanif dan Galaxy Tab



Kalau yang ini, baca ceritanya di sini dan di sini. Samsung GT-1000 ini memang bandel. Bahkan berkali-kali dilempar oleh Hanif (paling jauh pernah sejauh 4 meter), tetap bisa beroperasi meski kadang lemot. Tapi overall gadget ini masih berfungsi dengan baik. Posisinya sedikit terlupakan dengan adanya S3 mini haha... Kalah pamor. Mungkin Hanif sudah bosan juga.


5. Hanif dan DVD Player


Hanif suka sekali nonton VCD. Tapi hanya di bagian-bagian tertentu. Jadi ia kerap mem-fast forward atau me-rewind untuk melihat bagian yang disukanya atau dianggapnya lucu berulang-ulang. Diperlakukan seperti itu tiap hari, rusaklah DVD player doorprize saat gathering kantor 3 tahun lalu. Sepertinya optiknya harus diganti tapi saya tunda dulu sampai Hanif mengerti bagaimana merawat barang-barang di rumah. Haaah...emaknya jadi 'libur' nonton DVD.