26 Feb 2013

Kesusahpayahan


Suatu hari ketika menjemput Hanif pulang sekolah, anak-anak berhamburan keluar kelas menuju bundanya dan berceloteh riang menceritakan harinya, tiba-tiba saya merasa galau sendiri. Saya iri melihat anak-anak lain tumbuh dengan normal tanpa gangguan perkembangan, saya juga ingin memiliki anak yang ‘normal’. Ahh...sesak rasanya. Di kejauhan terlihat Hanif keluar kelas belakangan, ia memakai sepatu tanpa melihat ke arah kaki dan terus diingatkan guru bayangannya. Pandangan matanya ke atas, ke segala arah tapi tidak melihat sepatu yang hendak dipakainya sehingga lama pakai sepatunya. Saya memandangnya dari tempat menunggu sambil tak sadar menghela napas. Ketika matanya menemukan saya, seulas senyum terukir di wajahnya dan saya melambai. “Hanif belajar apa?” tanya saya saat Hanif sudah di hadapan saya. Ia tak menjawab, matanya kembali tak fokus. Saya memegangi pelipisnya agar Hanif memandang, kemudian ia mengulang perkataan ibu gurunya yang menjawab pertanyaan saya. Lagi-lagi saya menghembuskan nafas. Setelah guru Hanif selesai menceritakan progress Hanif hari itu, saya bersiap pulang dan hendak pamit pada ibu-ibu yang masih duduk di tempat tunggu. Tiba-tiba, ibu teman Hanif yang duduk di samping saya sedari tadi, menyentuh lengan saya sambil tersenyum berkata “Mi, yang sabar ya. Allah itu menilai dari susah payahnya.” Saya tertegun. Astaghfirullah. Benar...Allahlah yang telah menetapkan Hanif untuk saya dan Allah takkan memberikan sesuatu yang di luar kemampuan saya. Saya tersenyum dan mengamininya. Hati saya yang tadinya rusuh kini adem dengan doa tadi. Saya lalu pamit dan berlalu sambil mengusap kepala Hanif. Hari itu sekali lagi saya diingatkan untuk kesekian kalinya bahwa Hanif adalah karunia. Sekalipun sekarang harus bersusah payah mengajarinya menggenggam pensil dengan benar dan hal-hal lainnya nanti, semoga saya bisa terus melakukannya dengan sabar dan ikhlas agar susah payah ini bisa bernilai di mata Allah. Amiin... 
PS: Teruntuk seorang sahabat yang sedang bersusah hati karena ketiga buah hatinya bergantian masuk RS, terucap doa yang sama “Semoga Allah memberikan kekuatan dan kesabaran. Insya Allah setiap kesusahpayahan akan dinilai olehNya.”