18 Feb 2013

Remembering Mom


Ibu (saat sehatnya) dan Hanif 7 bulan

18 Februari ini tepat 40 hari meninggalnya ibu. Ya, ibu saya meninggal awal bulan Januari lalu setelah sempat sakit stroke lima tahun lamanya. Selama itu pun ibu sama sekali tak pernah terucap keluhan atau penyesalan atas sakit yang telah dideritanya. Kadang ibu menangis karena sedih tak bisa gendong cucu atau tangis senang ketika anak-anaknya pulang ke rumah tapi tak pernah terucap sesal. Itulah ibuku...

Menjalani kehidupan rumah tangga dengan gaji PNS ayah (yang zaman itu) masih pas-pasan membuat ibu harus pandai-pandai mengatur keuangan. Sejak SD, ibu memberi saya uang saku mingguan dan diberikan bulanan saat saya SMP. Pembagian uang untuk kebutuhan sebulan pun dilakukannya secara transparan di meja makan di depan mata saya dan adik saya. Ternyata tujuan ibu supaya anak-anaknya tak minta yang macam-macam, secara sudah tahu gaji ayah seberapa :D. Di kalangan teman-teman dekat saya, ibu dikenal pandai masak. Semua sahabat saya pasti dijamu makan siang ketika main ke rumah. Padahal kata ayah waktu baru menikah, ibu sama sekali tak bisa masak. Tapi seiring waktu, ibu rajin belajar masak. Saya ingat ketika ibu baru bisa masak kakap asam manis, arisan RT sampai arisan banyumasan masaknya kakap asam maniiiis terus hehe... Ketika saya SD, ibu sudah berani terima pesanan. Ulang tahun anak-anaknya pun tak pernah absen nasi kuning, bahkan saat saya kuliah di Jakarta ibu tetap membuat nasi kuning tapi yang makan tetangga:D. Hal lain yang selalu saya ingat ibu selalu puasa tiap saya ujian. Saya juga ‘free from housework’ selama ujian, bahkan ngga usah nyuci piring makan sendiri. Itulah ibuku... Jika ingin menghitung, rasanya tak terhitung apa-apa yang telah dilakukan ibu untukku, adik, ayah, untuk keluarga selama lebih dari 30 tahun. 

Buk, terima kasih sudah membesarkanku, mengurusku, dan mendoakanku selama ini.Maafkan semua salahku ya, buk. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa ibuk, melapangkan kubur ibuk, dan membalas ibuk dengan balasan terbaik atas pengabdian ibuk pada keluarga. Amiin... Mengenangnya mengingatkan setiap pulang sekolah membuka pintu rumah sambil berteriak “Assalamu’alaikum...masak apa buk?” Jadi kangen ibuk....