18 Feb 2013

Perubahan

Menurut buku yang pernah saya baca, terlalu lama berada di zona nyaman seringkali membuat orang terlena atau stagnan. Mungkin itulah yang terjadi pada saya. Awalnya ketika baru saja cuti bekerja, saya merasa bingung dan berat melakukan pekerjaan rumah tangga. Enakan juga ngantor deh. Kantor saat itu adalah comfort zone saya. Kini setelah 2 tahun menjadi at-home-mom, home is my comfort zone. Saya sudah terbiasa dengan rutinitas rumah tangga, jemput anak sekolah, dan bisa leluasa melakukan hobi. Tapi ketika permohonan perpanjangan cuti saya ditolak awal tahun ini, mau tak mau saya harus kembali bekerja di awal bulan Maret. Kali ini bukan hanya saya yang harus menjalani perubahan, Hanif yang semakin paham lingkungan juga akan mengalaminya. Mungkin inilah yang terbaik karena sebenarnya saya merasa kalau selama ini saya terlalu santai di rumah, tanpa berusaha melakukan sesuatu yang produktif di luar kewajiban mengurus rumah tangga. Bagi ibu rumah tangga, waktu yang fleksibel memang seperti dua mata pisau dan saya kurang maksimal memanfaatkannya untuk sesuatu yang berarti, hanya sekedar mengisinya dengan hobi. Mungkin (semoga) dengan kembali bekerja saya bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih berarti bagi negara (amiin...). Tentang Hanif, yah...setiap ibu pasti gamang mempercayakan anak ke asuhan orang ‘yang bukan siapa-siapa’, apalagi melihat berita di TV belakangan ini serem-serem. Tapi insya Allah saya dan ayahnya berikhtiar semaksimal mungkin, mencari pengasuh terbaik dan memperlakukannya seperti keluarga dengan harapan Hanif juga diperlakukan seperti anak sendiri. Amiin... Naah, hari Senin ini Hanif sudah mulai diantar mbaknya (dipanggilnya Mama Dika, pake nama anak), hitung-hitung gladi bersih 2 minggu supaya ngga kaget. Hari pertama nangis waktu berangkat karena Hanif ingin saya ikut ke sekolah. Tapi alhamdulillah setelah sampai di sekolah malah ngga nangis. Justru saya yang kepikiran ‘nangis ngga nih’. Saya harus belajar melepas Hanif dan menitipkannya pada pengawasan Yang Maha Mengawasi, toh ikhtiarnya sudah. Semoga segala sesuatunya berjalan dengan lancar ketika saya kerja nanti, Hanif semakin baik perkembangannya dan saya diberi kekuatan untuk bangun pagi-pagi masak juga kesabaran untuk mengulang pelajaran Hanif sepulang kerja. Amiiin...Ganbatte...Caiyo...Cemungudh....