Windhy Puspitadewi, Gagas Media, 2012
Rizki, Juno, Arma dan Christine adalah teman sekelas di
kelas unggulan sebuah SMA di Surabaya. Awalnya mereka berkenalan tanpa sengaja
saat sama-sama dikerjain oleh seniornya. Mereka berempat menjalin persahabatan
meski masing-masing ternyata memendam masalah sendiri. Rizki, yang baru bisa
melanjutkan SMA-nya setelah 2 tahun vakum, mempunyai trauma bergaul dengan
kalangan ‘berpunya’. Christine, hidupnya selalu kesepian meski ia adalah putri
seorang pejabat yang bergelimang harta. Arma, bertekad keras menjadi dokter
demi membanggakan adiknya meski ia benci dengan profesi dokter. Juno, gadis periang
yang kekanakan, menyimpan ‘rasa’ sendiri pada seseorang. Mereka berempat saling
membantu dan mendukung hingga sadar akan satu hal penting bahwa ‘ada hal yang
harus dikatakan baru bisa dimengerti’...
Sinopsisnya ngga jelas ya hehe..., sengaja karena ceritanya sangat sederhana. Ngga seru kalau seluruh plotnya terbaca dari sinopsis. Windhy lagi-lagi mengambil tokoh persahabatan dua cowok-dua cewek, sama seperti di Morning Light. Tapi kali ini persahabatan keempatnya terasa tanggung dan kurang akrab. Penyampaian ‘pesan moral’nya pun terasa agak kurang mulus karena permasalahan tiap tokohnya tak berujung pada inti yang sama. Meski saya tak terlalu suka endingnya, tapi...cukup ‘kena’ untuk yang pernah mengalami hal yang sama (ehm...). Memang ada hal yang harus dikatakan baru bisa dimengerti, tapi ada juga hal yang tak perlu dikatakan karena sudah terlambat. Saya suka pilihan lagu “One Day in Your Life”-nya Michael Jackson di ending novel ini, pas banget. Bagi saya, novel ini cukup ‘sesuatu’ aja *syahrini mode-on.