Karim waktu masih bayi punya kulit yang sensitif sekali. Tidak bisa pakai sabun bayi yang mengandung SLS dan jika digigit serangga kulitnya akan berbekas kehitaman. Kemudian saya putuskan untuk memberikan Karim bone broth. Alhamdulillah biiznillah daya tahan tubuhnya membaik, sudah bisa pakai sabun biasa dan tidak lagi berbekas jika tergigit serangga. Saat itu konsumsinya sekitar 8-10 jar per bulan dan per jar harganya 85 ribu. Lumayan yaa haha...konsumsinya sekitar setahunan. Anggap saja pengganti pengeluran sufor karena tidak minum sufor.
Beberapa bulan ini Karim sering sekali demam dan flu. Lalu saya melihat ig salah satu influencer (@olevelove) yang gencar memberi anaknya kaldu tulang buatan rumah sebagai BB boster. Jadilah saya terpikir untuk bikin sendiri kaldu tulang.
Bahan:
500 gram tulang sapi/ayam/ikan
4-5 batang wortel (potong besar)
5 batang daun bawang (potong besar)
1 bawang bombay (iris bulat bulat)
5 siung bawang putih (kupas dan geprek)
3 siung bawang merah (kupas dan geprek)
2 sdm cuka apel (skip jika tidak ada)
Cara:
- Masukan semua bahan ke slowcooker. Saya pakai merek Kris 3,5 liter.
- Tambahkan air sampai penuh (sekitar 2,3 liter)
- Masak selama 24 jam dengan setting low
- Setelah 24 jam, saring kaldu. Tambahkan garam secukupnya (saya 1 sdt).
- Masukan ke jar kaca dan simpan ke frezeer setelah dingin. Hasilnya sekitar 7-8 jar kaca ukuran 250ml
Apakah sama khasiatnya dengan bone broth yang beli? Sejujurnya saya kurang tahu. Bone broth yang pernah saya beli diklaim dimasak selama 48 jam dalam panci titanium. Hasilnya memang lebih pekat dan bertekstur jelly ketika dingin. Sementara bikinan sendiri hanya dimasak 24 jam dan tidak bertekstur jelly kecuali yang pakai ceker ayam. Selama ini saya sudah mencoba pakai tulang sapi (back bone, oxtail), tulang ayam (ceker, tulang dada) dan tulang ikan (salmon). Jika terlalu amis, kadang saya tambahkan irisan jahe. Tapi jika tidak berbau amis, saya buat simpel seperti yang saya tuliskan di atas. Alhamdulillah Karim doyan. Sehari habis 1-1,5 jar. Tulangnya saya beli di online shop, diusahakan yang organik atau kampung. Tujuannya supaya tidak ada hormon yang ikut larut ke kaldu ketika dimasak. Namun disesuaikan saja dengan budgetnya jika belum memungkinkan beli yang organik. Oh iya, penambahan cuka apel berfungsi membantu pengeluaran kalsium dan mineral dari tulang ketika pemasakan lambat (slow cooking).
Apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap Karim?
Saya perhatikan memang frekuensi dan durasi sakitnya sudah berkurang. Kadang masih flu tapi tidak selama yang dulu. Berat badannya sekarang 19,2 kg (usia 5 tahun). Bismillah saya niatkan ikhtiar untuk kesehatan anak. Karim lebih mudah sakit dibanding kakaknya, Hanif.