Masih lanjut nostalgia dengan kegemaran saya membaca, salah satunya tentu saja komik. Dulu saya berpikir bahwa semua anak suka membaca komik, melihat banyaknya teman sebaya yang juga suka. Namun ternyata ada juga teman yang tidak terlalu suka, bahkan pernah melontarkan pertanyaan yang seketika membuat saya heran. "Setelah baca bagian ini, lalu baca yang bagian yang mana ya?" You know who you are hehe...
Saya termasuk style visual, lebih suka yang bergambar atau ada teks. Ketika di kelas pun, selalu lebih suka di bangku depan supaya bisa menyimak tanpa terhalang. Walau pernah juga diminta duduk di deretan belakang karena dianggap anak baik *takabur. Oleh karenanya saya sangat suka dengan komik. Awalnya suka membaca cerita bergambar Nina dan majalah komik Donald Duck yang saya sewa dari taman bacaan di komplek. Suatu hari ketika ikut ayah ke persewaan cerita Kopingho (kalau tidak salah namanya Taman Bacaan Dewi), untuk pertama kalinya saya melihat komik Jepang, seperti Candy-candy, Doraemon dan Kungfu Boy. Saya pun ikutan sewa meski koleksinya tak terlalu lengkap. Ketika kelas 6 SD, kebetulan ada teman yang lumayan berada dan suka juga dengan komik sehingga saya pun modal pinjam aja haha.... Kadang saya beli dengan uang hadiah dapat peringkat saat kenaikan kelas.
Ketika SMP, membaca komik pun jadi rutinitas hari Sabtu malam. Saat itu tempat sewanya sudah berpindah ke Taman Bacaan Tintin. Setelah sholat magrib, biasanya ayah bersama saya dan adik pergi ke sana. Masing-masing dapat jatah sewa 2 buku. Dalam perjalanan pulang, tak lupa mampir beli bakpau Kim Yen. Lalu sampai di rumah langsung duduk manis baca komik sambil makan bakpau...bahagianyaa....
Saat SMA dan sudah bawa motor sendiri, saya pun pergi ke persewaan sendiri. Kebetulan di seberang sekolah ada Taman Bacaan Anugrah. Biasanya saya pinjam di hari Sabtu sepulang sekolah dan dikembalikan pada hari Seninnya. Agak riskan memang membawa komik ke sekolah jadi saya sering menaruhnya di jok motor. Pernah dibawa ke kelas karena teman ingin baca juga dan tak disangka bertepatan dengan razia. Saya sudah deg-degan setengah mati, namun teman saya dengan santainya menaruh komiknya di dalam laci dan menutupinya dengan buku lain. Ada yang menaruh di luar jendela (jendela sekolah terdapat pijakan di bagian luar untuk membersihkan kaca), diselipkan di balik papan tulis atau dimasukan di kolong pijakan papan tulis haha.... Lucu juga kalau diingat-ingat, anak sekolah banyak akalnya.
Saat kuliah, masih lanjut dengan membaca komik gratis di Gramedia. Modalnya kuat berdiri dan tebal muka. Maklum duit masih cekak. Saat kerja, masih juga membaca komik dengan sewa di taman bacaan dekat kantor (hikmah kantor dengan SMA 78 dan Binus). Bahkan taman bacaan yang di dekat Binus (comic.com) sangat lengkap dan rapi. Komiknya disusun berdasarkan nama pengarangnya, mau komik jadul pun juga ada tinggal rekues ke penjaganya yang sigap mengambilkan. Sistem bayarnya saat itu sudah pakai deposit, kartu sewanya pun sudah barcode dan ada paketan untuk sewa banyak selama seminggu. Asyik banget. Saat cuti mengurus Hanif juga ada beberapa destinasi sewa yang rutin saya sambangi di Bintaro, seperti ECC (Elex Comic Corner) di Ruko Kebayoran, Beebook di dekat Brimob, dan satu lagi lupa namanya dekat perempatan Bintaro sektor 4.
Saat ini masih suka juga membaca webtoon dan kakao meski agak jemu karena ceritanya mirip-mirip, reinkarnasi melulu haha... Tapi lumayan lah buat hiburan sebelum tidur, kan memang saya suka cerita yang predictable^^. Sekian...
#day12