26 Jan 2012

Autisme dan Diet Makanan



Setelah mereview bukunya Rosemary Kessick, saya jadi ingin menulis tentang diet makanan yang dilakukan Hanif. Tapi tentu saja tulisan ini bukanlah tulisan ilmiah, hanya berdasar sepengetahuan dan pengalaman saja. Pengetahuan saya juga ngga seberapa akurat, berkat mata saya yang otomatis pasang *mode-baca-sekilas* ketika membaca yang njlimet-njlimet. Gitu koq pengen S2 hehe...
1. Diet apa yang biasa dianjurkan untuk anak autis?
Biasanya dokter (psikiater) akan menyarankan 5 macam diet secara umum:
a. Diet bebas gluten dan bebas kasein
Yang harus dihindari: produk gandum dan olahannya (roti, mie, dan segala yang terbuat dari terigu), produk susu hewan apapun dan olahannya (es krim,yogurt dll)
b. Diet bebas zat aditif
Yang termasuk zat aditif: MSG, pemanis buatan (aspartam contohnya), perasa buatan, dan pengawet (dalam makanan dan minuman kemasan)
c. Diet terhadap senyawa fenol dan salisilat
Yang termasuk antara lain: coklat, tomat, jeruk, pisang, apel, anggur dan segala beri (stroberi, blackberry, dll)
d. Diet terhadap ragi
Termasuk juga bahan pangan yang difermentasi seperti: roti,cuka,alkohol,keju,kecap.
e. Diet gula
Gula bersifat penambah energi bagi anak autis dengan hiperaktif. Disarankan untuk dibatasi dan diganti dengan gula stevia atau gula dari sari buah alami.
2. Mengapa anak autis harus melakukan diet?
Dalam tubuh manusia terdapat sistem detoksifikasi yang dilakukan oleh enzim tertentu. Enzim ini sangat penting, karena tidak hanya mendetoks sistem internal tubuh saja, tapi juga berfungsi mengeluarkan toksin yang berasal dari luar tubuh serta memelihara matriks usus. Toksin dapat terkandung dalam senyawa fenol dan salisilat dalam makanan atau produk pembersih yang kita pakai, obat-obatan yang kita konsumsi, juga peptida hasil pemecahan protein gluten dan kasein ternyata mengandung zat yang bersifat seperti opium. Pada orang normal, toksin-toksin tadi akan dikeluarkan dari tubuh oleh sistem detoks. Lain halnya dengan anak autis yang biasanya kekurangan enzim tersebut, usus menjadi ‘bocor’ sehingga toksin yang harusnya dibuang keluar malah merembes keluar dari usus, masuk dalam aliran darah dan masuk ke otak. Akibatnya timbul gangguan perilaku yang mirip dengan kelebihan opium (overdose). Fiuwh...cukup rumit ya... Intinya makanan tersebut di atas biasanya bersifat toksin dan berpengaruh pada perilaku anak. Jadi gejala alergi tidak hanya bentol atau gatal, tapi juga bisa berupa perubahan perilaku (ketawa sendiri, susah konsentrasi, menangis tanpa sebab, susah tidur, dll).
3. Apakah diet itu berlaku untuk semua anak autis?
Jenis-jenis diet di atas adalah diet secara umum. Spektrum autis berbeda-beda pada tiap anak, yang berarti intoleransi terhadap makanannya pun berbeda-beda. Biasanya dokter akan menyarankan diet total dulu selama beberapa waktu sampai terlihat perubahan positif, kemudian dilakukan pengujian selektif terhadap satu jenis bahan makanan selama 3-4 hari untuk melihat pengaruhnya, baik pada perilaku atau kondisi fisik. Pengalaman dengan Hanif yang ternyata alergi juga dengan telur dan susu kedelai (ditandai dengan iler yang berlebihan dan ngoceh terus), tapi masih bisa mengkonsumsi donat/bakpau tanpa telur dalam jumlah sedikit dan ngga sering-sering.
4. Perlukah dilakukan tes alergi?
Tes alergi dengan metode apapun boleh dilakukan untuk membantu pelaksanaan diet. Tapi jangan lantas membatasi sama sekali makanan alergennya dan hanya memberikan makanan yang sama terus-menerus. Hal ini dikarenakan suatu saat kekebalan anak terhadap suatu makanan dapat meningkat atau menurun. Oleh karena itu, disarankan mengulang tes alergi secara berkala atau melakukan pengujian selektif terhadap makanan alergen. Bagaimanapun anak-anak tetap membutuhkan zat gizi yang beragam.
5. Apa diet akan berlangsung seumur hidupnya?
Belum tentu. Jika tubuhnya sudah mampu mentoleransi bahan makanan tersebut, maka diet dapat dihentikan. Biasanya semakin bertambah umur anak, kekebalannya juga akan membaik. Tentu saja ini juga tergantung pada asupan gizi dan tingkat alergi anak.
Nah...cukup sekian. Semoga bermanfaat...
Sumber tulisan :
Panduan Praktis Pemberian Makanan bagi Anak dengan Autis, Prof Winarno, dkk.
Berbagai tulisan tentang autisme di internet yang pernah dibaca jaman dulu dan sudah lupa alamatnya...maaph...

Gambar di atas diculik dari google.

Autisme dan Pola Makan

Gramedia Pustaka Utama, Rosemary Kessick, 105 halaman.
Beberapa orang mungkin ada yang berpikiran apa hubungannya antara autisme dengan makanan ketika mendengar diet makanan tertentu pada penyandang autis. Buku ini menjelaskan jawabannya. Autisme adalah serangkaian keadaan yang terdiri atas 3 elemen: kegagalan hubungan sosial, kegagalan komunikasi, dan kegagalan daya imajinasi. Penyebab autisme sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun beberapa penelitian menunjukkan perubahan positif pada penyandang autis setelah menjalani diet makanan. Selain memuat sejarah penerapan diet dan jenis-jenis diet makanan autis, buku ini juga menjabarkan secara praktis langkah-langkah apa yang harus ditempuh terutama oleh para orang tua dalam menerapkan diet pada anaknya. Koordinasi dengan semua pihak seperti para guru, terapis, tetangga, teman anak, bahkan orang tua murid lain sangatlah penting. Penulis melengkapi buku ini dengan daftar bahan makanan yang harus diwaspadai, berbagai tips memilih makanan serta contoh tabel kontrol untuk pelaksanaan diet.
Buku ini ringkas dan aplikatif karena ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis sebagai orang tua penyandang autis. Mungkin karena itu juga bahasa dalam buku mudah dicerna, tidak sama halnya ketika saya membaca jurnal ilmiah tentang autisme. Ada beberapa fakta dari buku yang membuat saya tercengang bahwa gluten tak hanya terdapat dalam makanan, tapi juga kosmetik dan bahan-bahan rumah tangga seperti sabun pencuci piring. Ckckck... Langkah penerapan diet yang ditulis di sini sangat detil sampai-sampai menganjurkan memasang pamflet di papan pengumuman sekolah untuk menjelaskan tentang autisme. Setelah saya pikir-pikir memang betul juga bahwa guru dan orang tua murid lain harus tahu kondisi anak agar si anak bisa ‘diselamatkan’ terlebih dahulu ketika ada ulang tahun atau makan bersama di sekolah. Tapi tentu saja saya tidak sampai memasang pamflet di sekolah Hanif. Cukup memberikan list diet Hanif pada ibu guru dan menjelaskan secara lisan pada sesama ibu-ibu penunggu anak di sela-sela ngobrol santai. Meski saat ini saya masih belum bisa menerapkan diet yang benar-benar konsisten, buku ini banyak memberikan motivasi dan petunjuk pada saya untuk terus menjaga makanan Hanif karena memang terlihat ada pengaruh pada perkembangan perilakunya. Oh ya, buku ini juga dilengkapi rujukan berbagai jurnal ilmiah, buku dan alamat situs tentang diet autisme. Ayo peduli autisme!

Sambal Goreng Ati

Wuhu...makanan ini adalah favorit semua. Tapi ngga boleh sering-sering, jerohan soalnya. Kalau versi saya, saya bikin tidak terlalu pedas, ngga pakai kecap dan ditambah wortel. Maklum Hanif doyan juga.

Bahannya:
1 kg kentang, kupas, potong dadu dan goreng
5 pasang ati ampela, potong kecil
3 buah wortel, potong dadu
6 siung bawang putih
4 siung bawang merah
1 buah cabe merah besar, buang isinya
3 butir kemiri
1 ruas lengkuas, dikeprek
2 lembar daun salam
4 lembar daun jeruk
Gula merah kira2 25 gram (setengah lingkaran)
Garam
Gula putih

Cara masak:
  1. Haluskan bawang, cabe, kemiri. Lalu tumis bumbu halus bersama daun-daunan dan lengkuas sampai harum
  2. Masukkan ati ampela dan wortel, tumis sebentar, lalu tambahkan air. Tunggu hingga matang.
  3. Masukkan gula merah, gula putih dan garam secukupnya. Tunggu sampai larut dan cicipi.
  4. Masukkan kentang yang sudah digoreng, masak sampai air mengering. Kalau saya sukanya yang agak nyemek (gak terlalu kering).
  5. Hidangkan dengan nasi hangat. Hhmmm...




24 Jan 2012

Hanif dan Kereta Api

Entah sejak kapan Hanif jadi begitu suka dengan kereta api. Ketika masih mudik ke Kediri, kami memang selalu menggunakan kereta api. Naik yang bisnis atau eksekutif, Hanif jarang rewel. Saat sudah bisa berjalan, Hanif memang hobi jalan-jalan dalam kereta api. Haha...lumayan juga jalan mondar-mandir di dalam gerbong mulai berangkat jam 6 sore sampai dia capek sekitar jam 10 malam. Tapi libur lebaran kemarin ketika mudik berdua dengan saya, alhamdulillah Hanif duduk tenang di kursinya. Mungkin ngerti kali kalau ibunya sendirian dan memang perjalanannya hanya 7 jam.
Kegemaran Hanif akan kereta api juga jadi alasan ketidaksabarannya menunggu kereta. Jika diajak naik KRL, maunya kereta datang langsung naik. Kalau ngga langsung naik, Hanif pasti nangis dengan cara yang membuat orang lain mengira ia kesakitan, ketakutan atau sedang diculik hehe... Akhirnya kami berusaha mengakali dengan berpindah peron, nongkrong dulu di tukang kue, atau membeli tiket kereta yang paling cepat datang, ekonomi ngga masalah. Pernah naik kereta ekonomi pas lagi penuh, Hanif yang digendong ayahnya pun sampai keringetan. Tapi ngga rewel juga tuh, diem aja. Yang penting mah naik kereta hehe...wong kereta barang lewat aja ditangisin.
Selain KRL, Hanif juga suka naik kereta mainan. Tapi sejak ia paham bentuk kereta api, dia ngga mau naik kereta-keretaan yang ngga mirip sama kereta api. Kan ada tuh kereta mini di pasar malem yang bentuknya badut-badut dan diiringi lagu anak-anak. Hanif maunya yang ada cerobongnya dan bunyinya mirip kereta api. Di Giant Bintaro ada tuh, namanya mini train. Tiketnya cukup mihil, 15 ribu untuk dua kali putaran di dalam mall Giant. Masih lebih murah naik commuter Pondok Ranji-Jakarta Kota pp hehe... Yah sesekali ngga papa, toh ke Giant cuma sebulan sekali. Sekalian juga mengajarinya membeli tiket, mengantri dan naik kereta sendiri.

Duduk di dalam kereta sambil pegang tiketnya

Pintunya ditutup ya...keretanya mau jalan...

tut...tut...tut...awas minggir kereta mau lewat...


Bunda Manajer Keluarga



Buku karya penulis parenting Irawati Istadi ini sebenarnya sudah terbit cukup lama, tahun 2010. Tapi saya baru saja mengetahuinya beberapa bulan yang lalu ketika seorang kawan menghadiahkan buku ini untuk kawannya (bukan saya loh). Di toko buku pun cukup sulit menemukan buku ini, tapi masih bisa dibeli melalui pemesanan terlebih dahulu.
Jika biasanya buku-buku Irawati Istadi berkisar tentang pengasuhan anak, karyanya yang satu ini diperuntukkan bagi pengembangan pribadi para bunda. Rumah tangga sebenarnya adalah sebuah perusahaan kecil dengan orang-orang di dalamnya sebagai pegawainya. Bahasan diawali dengan bab ‘Rumahku Inspirasiku’, bahwa permasalahan yang dihadapi keluarga memerlukan manajemen khusus dan filosofi manajemennya bisa diambil dari filosofi hewan (lebah dan semut) juga filosofi haji. Lalu pada bab kedua, ‘Rumah Tangga Penuh Cinta’, diulas bagaimana menentukan visi misi keluarga, pembagian peranan anggota keluarga serta menjalankan menjalankan manajemen rumah seprofesional kantor. Setiap rumah tangga dapat mempunyai gaya manajemen yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi setiap keluarga. Nah, di bab ketiga pembagian peranan dibahas lagi dengan lebih detil per divisi. Penulis membagi 8 divisi dalam rumah tangga, yaitu personalia, pendidikan, urusan domestik, spiritual, keuangan, properti,pengembangan SDM dan humas. Peranan bunda sangat strategis yakni manajer operasional, membawahi semua divisi. Jika bunda adalah ibu bekerja, bawahannya tak hanya anak-anak, tapi juga ART. Orang tua dapat juga dilibatkan sebagai staff, terutama jika tinggal serumah.
 
Terus terang buku ini menginspirasi saya untuk lebih baik lagi mengurus rumah tangga. Jika bunda bisa profesional di kantor, kenapa di rumah yang notabene perusahaan milik sendiri tidak bisa. Isinya cukup aplikatif karena tak hanya penulis, para bunda senior seperti Dewi Motik, Bunda Oke (ibu Hatta Rajasa), bunda Peni (penemu Jarimatika) dan banyak extraordinary moms lainnya juga turut berbagi tips dan pengalamannya di buku ini. Yang paling menempel di kepala saya, salah satu trik membuat rumah tangga yang profesional adalah menetapkan jam kerja. Ya...sering ibu RT dihadapkan pada fleksibelnya waktu. Dengan menetapkan waktu khusus masak, waktu khusus untuk anak, waktu untuk diri sendiri, waktu keluarga serta berdisiplin mematuhinya maka pekerjaan akan lebih teratur dan bunda pun mempunyai waktu istirahat yang cukup. Jika perlu, tetapkan pula pakaiannya. Pakaian dinas untuk memasak tentu beda dengan pakaian waktu suami pulang. Jika bunda senantiasa berpakaian rapi di rumah, serasa orang kantoran juga kan?

21 Jan 2012

Codex



Kematian Profesor Pannier, ilmuwan teknologi senjata biologi dan kimia yang bekerja di bawah Pentagon, meninggalkan sejumlah misteri. Di antaranya microchip Romana-25, yang dikirimnya pada Profesor Lombardo, sahabat dekatnya yang tinggal di Italia dua hari sebelum ia meninggal. Demi menyelamatkan microchip tersebut, Profesor Lombardo, Dr. Alda Adrina –rekan kerjanya- dan George Marshall –mantan suami Alda- harus berhadapan dengan mafia Sicilia bahkan CIA. Apa sebenarnya isi Romana-25?

Ini pertama kalinya saya membaca novel konspirasi karya Rizky Ridyasmara. Ada yang bilang Rizky adalah Dan Brown versi Indonesia. Well, saya belum pernah membaca novelnya yang lain, tapi yang ini konfliknya terlalu sederhana. Jika Dan Brown mengupas misteri selapis demi selapis dalam novelnya, novel ini hanya punya satu misteri “apa isi Romana-25”. Di samping itu, novel ini aman sekali dalam arti tokohnya terlalu jagoan. George Marshal yang mantan anggota SAS digambarkan sangat piawai menghadapi mafia dan CIA, ngga pernah tertangkap!. Agak tidak masuk akal mengingat yang dihadapi organisasi internasional. Ngga ada deg-degannya, kurang seru...hehe... Tapi bagaimana pun juga, saya mengacungkan jempol untuk novel konspirasi karya anak bangsa ini. Banyak fakta-fakta mengejutkan tentang Depopulation Program, program untuk mengurangi populasi manusia sebagaimana tertulis dalam Sepuluh Tatanan Dunia Baru. Bagaimana virus-virus penyakit (ebola, HIV, flu burung) sengaja disebarkan untuk tujuan itu. Belum lagi kampanye amannya MSG, menjamurnya resto fastfood, imunisasi, KB, maraknya produk transgenik, dan banyak lagi yang kesemuanya adalah konspirasi jahat demi mempertahankan populasi golongan tertentu dan memusnahkan yang lainnya. Tentu saja terhadap informasi apapun pembaca harus bersikap skeptis, tidak menelan bulat-bulat, untuk itu novel ini juga dilengkapi catatan kaki dan alamat situs-situs terkait bagi pembaca yang ingin menggali lebih jauh tentang konspirasi. Memang tujuan penulis di sini adalah menyampaikan fakta konspirasi dengan cara baru. Media novel yang tidak menggurui diharapkan lebih diterima dibandingkan penyajian fakta melulu yang cenderung membosankan. Dan itu berhasil...pada saya hehe... Setelah membaca novel ini, saya jadi lebih teliti membeli makanan, say no to MSG (yang ternyata punya 20 nama lain!!!), dan berniat untuk tidak mengimunisasi anak kedua saya nantinya. Amiin...

17 Jan 2012

Princess of The Midnight Ball



Penulis: Jessica Day George
Penerbit: Atria


Dua belas putri, satu kutukan, berdansa atau mati. Novel ini dibuat berdasarkan dongeng klasik Brother Grimm ‘Twelve Dancing Princesses’. Alkisah di negeri Westfalin, Ratu Maude sangat mendambakan kehadiran seorang anak. Berbagai upaya yang tak kunjung membuahkan hasil mendorongnya membuat perjanjian dengan penyihir hitam yang telah disegel di bawah tanah, Raja Under Stone. Setahun kemudian lahirlah Putri Rose, disusul 11 putri lainnya di tahun-tahun berikutnya. Tak satupun lahir pewaris laki-laki. Untuk semua itu, sang ratu ‘hanya’ diharuskan berdansa setiap malam purnama di kerajaan Under Stone selama 4 tahun.
Sebagaimana larangan orang tua ‘jangan sekali-kali pergi ke dukun, tar keterusan’ (hehe), Ratu Maude membuat perjanjian baru dengan Raja Under Stone demi mengakhiri perang yang berkepanjangan antara Westfalin dengan Analousia. Perjanjian baru itu menambah masa wajib dansa menjadi 20 tahun. Akan tetapi ratu meninggal sebelum melunasi hutang dansanya. Alhasil kedua belas putrilah yang kemudian harus berdansa menggantikan sang ibunda. Aktivitas dansa para putri setiap tengah malam membuat sepatu mereka selalu aus di pagi harinya. Hal itu dengan cepat menjadi gosip di tengah kesulitan ekonomi pasca perang, bahwa putri-putri raja adalah gadis manja yang gemar foya-foya dan dugem alias keluar malam. Tapi anehnya tak seorang pun yang tahu ke mana dan bagaimana para putri bisa keluar istana meski kamar mereka dikunci. Para putri pun seolah bungkam ketika ditanya oleh sang ayah. Demi mengakhiri petualangan para putri dan menghindari kemarahan rakyat, maka raja pun membuat sayembara bagi para pangeran negeri tetangga untuk memecahkan misteri sepatu aus para putri dengan imbalan menikahi seorang putri dan menjadi pewaris tahta. Naah, akankah misteri dapat terpecahkan?
Meskipun novel ini adalah remake dari dongeng klasik, ini adalah versi lebih baik dan lebih masuk akal daripada cerita aslinya. Di sini para putri dikutuk ‘harus’ berdansa, kalau di cerita aslinya (baca di wikipedia) para putrinya memang suka menyelinap pergi dansa tengah malam. Alur ceritanya cukup menegangkan, namun juga lucu, ada beberapa dialog yang bisa membuat saya tertawa sendiri. Nama para putrinya bagus, diambil dari nama-nama bunga yaitu Rose, Lily, Jonquil, Lilac, Poppy, Daisy, Hyacinth, Iris, Violet, Orchid, Pansy dan Petunia. Entah apakah versi aslinya juga seperti itu atau karangan si penulis? Yang jelas saya cukup menikmati Twelve Dancing Princesses versi Jessica Day George ini.

Untuk-untuk Isi Kacang Hijau

Sebenarnya resepnya sama saja dengan donat tanpa telur, cuma divariasi dengan isian kacang hijau di bagian tengahnya. Tak hanya kacang hijau, isian bisa juga diganti dengan meisis coklat, kacang tanah atau selai.
Bahannya:
1 gelas terigu
½ sdm tepung kentang
½ sdm ragi
1,5 sdm gula pasir
½ sdt baking powder
80 ml air es
½ sdm margarin
Untuk isian:
Segenggam kacang hijau
Gula sesuai selera
Vanili bubuk secukupnya (opsional)
Caranya:
1. Campur tepung, ragi, gula, BP dan air. Uleni sampai menggumpal jadi satu.
2. Masukkan margarin, uleni sampai kalis (ngga lengket di tangan)
3. Tutup dengan serbet, diamkan satu jam.
4. Buat isian sembari menunggu pengembangan adonan. Rebus kacang hijau dan vanili sampai merekah kulitnya (tanda sudah empuk), tiriskan. Haluskan dengan ulekan dan campur dengan gula pasir selagi panas. Sisihkan.
4. Kempiskan adonan untuk-untuk, bulat-bulat dan isi dengan kacang hijau.
5. Goreng dengan api kecil. Hidangkan.
Untuk 12 biji
Tips:
Saya biasa membuat isian kacang hijau dalam jumlah agak banyak lalu disimpan di kulkas. Lumayan bisa jadi isian bakpau, onde-onde, bahkan campuran puding:)
Jika anak tak suka kacang hijau (kayak Hanif), akali saja dengan memasukkan potongan coklat bersama isian kacang hijau. Jadi deh kacang hijau tapi rasa coklat.
Agar pengembangan lebih yahud, taruh baskom adonan di sebelah kompor saat memasak isian.

13 Jan 2012

The Goose Girl


Dongeng adalah salah satu jenis bacaan yang jarang saya lewatkan. Alasannya simpel, ceritanya hampir selalu happy ending dan tentu saja, ada putri dan pangerannya hehe... Terus terang yang membuat saya penasaran dengan buku ini adalah banyaknya award yang diperoleh. Alhamdulillah buku ini juga ada di rentalan, jadi ngga usah beli. Tapi pas saya baca loh koq ceritanya ngegantung. Googling di internet...yaah ternyata edisi pertamanya emang salah cetak. Demi mengobati penasaran saya akan akhir ceritanya, isenglah saya mengirim email ke penerbit (pura2 beli buka yang salah cetak). Alhamdulillah penerbitnya mengirim buku pengganti tanpa meminta apapun. Terobati deh penasaran saya dan novel yang edisi lengkap tersebut tentu saja saya serahkan ke rental langganan saya. Biar orang lain ngga mengalami hal yang sama hehe...baik ya saya:p
Konon ada tiga jenis bakat bahasa yang dikuasai oleh orang-orang terpilih yaitu bahasa manusia, bahasa binatang dan bahasa alam. Putri Anidori Kilandra-Taliana Isilee, pewaris tahta Kildenree, terlahir dengan bakat bahasa binatang. Ia mampu berkomunikasi dengan Falada, kudanya dan memahami bahasa unggas. Tak seperti ibunya yang menguasai bakat bahasa manusia (piawai berdiplomasi), bakat yang dimiliki Sang Putri tak banyak membantunya dalam menjalankan tugas sebagai putri mahkota. Ia selalu kikuk jika harus bercakap-cakap dengan tamu-tamu kenegaraan. Sang Ratu yang takut putrinya dianggap gila karena terlihat sering bicara sendiri (padahal ngobrol dengan angsa), mengurung dan melarangnya pergi ke kolam angsa. Ketika posisi Kildenree terancam oleh Bayern, kerajaan tetangga yang lebih kuat, Sang Ratu memutuskan untuk mengalihkan posisi pewaris kepada putranya (adik Anidori) dan mengirim Putri Ani untuk dinikahkan dengan Putra Mahkota Bayern. Dengan hati terluka, Sang Putri pun pergi menuju Bayern dengan ditemani Selia, dayang pribadinya dan para pengawal. Akan tetapi di tengah perjalanan, terjadi pengkhianatan. Para pengawal putri dibunuh dan Putri Ani berhasil meloloskan diri. Sementara itu Selia yang menguasai bahasa manusia, menyamar menjadi Putri Ani dan datang ke Bayern dengan meyakinkan.
Ani yang terluka parah ditolong oleh penduduk Forest, tepi hutan Bayern. Karena tak ingin membahayakan orang lain, ia memutuskan menutupi identitasnya dan mengganti namanya menjadi Isi. Lalu Ani mencari pekerjaan di Bayern untuk mengumpulkan uang dan pulang ke Kildenree. Ketika mendapat pekerjaan sebagai pengurus angsa istana, Ani mendengar bahwa Selia menggantikan kedudukannya dan datang ke Bayern. Bahkan Selia menyatakan Kildenree sedang bersiap-siap melakukan penyerangan terhadap Bayern sehingga Raja Bayern menjadi berang dan berencana menyerang Kildenree terlebih dahulu. Ani kebingungan. Negerinya terancam dan sekarang ia hanyalah seorang gadis angsa di tempat yang jauh dari rumahnya. Tidak akan ada yang percaya pada ceritanya. Di sisi lain, ia tak mau menikahi pangeran Bayern. Hatinya telah tertambat pada Geric, pemuda pengawal raja yang ditemuinya di padang rumput. Bagaimana Ani mengatasi semua ini? Makanya baca hehe...
Novel Shannon Hale yang pertama saya baca ini memang seru. Awalnya sih sedikit membosankan, tapi ritme cerita semakin menanjak sejak percobaan pembunuhan Putri Ani dan tetap seru sampai akhir cerita. Dongeng klasik masa kini ini memiliki banyak konflik dan ketegangan yang silih berganti, tidak seperti dongeng klasik jadul yang rata-rata tidak terlalu panjang dan alurnya sederhana. Dari segi teknis, masih terdapat terjemahan yang salah di bagian cerita ketika Ani dikejar-kejar pengawal Selia dan memanggil para unggas untuk membantunya. Di situ tertulis, terbanglah, kucing, terbanglah. Secara kucing ngga bisa terbang kan, burung merpati kali ya maksudnya. Layout halamannya juga agak ngga enak dilihat, terlalu sempit alias terlalu sedikit paragraf per halamannya dan di beberapa halaman paragrafnya tercetak miring. Agak mengurangi kenikmatan membaca sih, tapi masih bisa dimaafkan. Bagi kamu penggemar dongeng, The Goose Girl layak dilirik dan dibaca tentunya.

8 Jan 2012

Donat Tanpa Telur


Ketika tahu bahwa bikin bakpau itu ngga pake telur, saya iseng mencari resep donat tanpa telur. Eh, ternyata ada. Hanif memang demen banget sama donat, kalau lihat donat di warung dan ngga dibeliin nangisnya sampai bergulung-gulung di tanah. Kata ayahnya ‘lha waktu hamil makan donat mulu’. Haha...iya juga, saya ngidam dunkin waktu hamil. Belinya jauh bo, dari Jakarta. Maklum waktu itu di Balikpapan belum ada Dunkin. Jadinya tiap pulang ke Balikpapan, ayahnya selalu beli Dunkin. Bikinnya tetap harus pake terigu sih...yah apa boleh buat daripada beli yang ngga jelas bahannya.
Bahannya:
1 gelas terigu
½ sdm tepung kentang
½ sdm ragi
1,5 sdm gula pasir
½ sdt baking powder
80 ml air es
½ sdm margarin
Coklat pelapis secukupnya (coating chocolate)
Caranya:
1. Campur tepung, ragi, gula, BP dan air. Uleni sampai menggumpal jadi satu.
2. Masukkan margarin, uleni sampai kalis sambil dibanting-banting (lumayan buat pelampiasan hehe...).
3. Tutup dengan serbet, diamkan satu jam
4. Kempiskan adonan, bulat-bulat sesuai selera dan bentuk donat.
5. Goreng dengan api kecil pake sumpit.
6. Hias dengan coklat pelapis.
Untuk 9 biji
Saya biasa bikin dalam jumlah sedikit, karena kalo bikin banyak, Hanif makannya makin banyak. Hanif juga senang ketika ikut terlibat membuatnya. Kalau dia udah rewel minta donat, saya bilang ‘yuk bikin dulu’ dan dia diam. Saya biarkan ia ikut mengaduk saat mencampur bahan kering, bahkan ikut mencicipi adonan mentahnya. Hitung-hitung belajar menunggu...
Soal rasa, emang lebih enak yang pakai kuning telur. Eggless donut ini terasa lebih kering tapi tetap empuk koq meski seharian. Coklat pelapisnya juga saya pilih yang tanpa susu. Sudah ada kandungan gulanya tapi ngga manis banget, jadi cukup dilelehkan then dip the donuts in it!

Hanif dan donatnya...the last three...

1 Jan 2012

Liburan: Episode Maos (final)


Yak...destinasi terakhir liburan semester pertama Hanif adalah Maos, rumah mbahnya. Sebenarnya sejak awal saya memang berencana pulang kampung liburan ini. Tapi karena mbahnya Hanif yang satu lagi (dari ayahnya) datang, jadi rencana pulkam agak diundur. Kami berlima (Uti dan Dindha jg ikutan) berangkat hari Selasa tanggal 26 Desember 2011 pagi naik bis Sinar Jaya dari Lebak Bulus. Perkiraan bakalan agak sepi karena dah lewat libur Natal, ternyata meleset...ngantri panjang untuk beli tiket. Alhamdulillah...masih kebagian tiket yang AC. Sempat kebat-kebit juga takut ngga dapat tempat duduk yang sederetan...alhamdulillah lagi dapat sederet. Pas banget ada 4 tempat duduk di paling belakang dekat ruang merokok. Saya sama Hanif, Utinya sama Dindha, ayahnya Hanif agak di depan selisih 1 baris. Telat bentar aja pasti didudukin di smoking room deh, saking ramenya. Perjalanan lumayan lancar, sempet terlantar lama ngga dijemput-jemput gara-gara salah turun hehe... tapi akhirnya nyampe rumah Maos jam 17.30.
Taraaa...pertama kalinya melihat rumah baru. Terakhir ke Maos lebaran Fitri kemarin, rumah masih belum jadi. Sekarang sudah ditempati. Di halaman depan dan belakang ditanami macam-macam. Mulai dari rempah-rempah (jahe dan temen-temennya) sampai tanaman buah (pisang, anggur, duren:p). Iyalah tanahnya hampir 400 m2, bangunan cuma 99m2. Lega banget rumahnya. Mimpi kali ya punya rumah segitu di Jakarta... Oh iya, sekarang rumah mbahnya sudah berpagar (atas request diriku:p) jadi ngga kawatir lagi Hanif kabur keluar seperti liburan sebelumnya. Mbah putrinya alhamdulillah sehat, seneng Hanif dateng jadinya nangis melulu. Kadang Hanif takut sama utinya (kalau pas uti nangis), kadang mau juga cium tangan.


Rumah tampak dari samping kanan

Rumah tampak dari samping kiri luar pagar

Mumpung ke Maos, pasti dong mampir pantai. Kali ini ke Widarapayung yang ombaknya lumayan gede. Dindha seneng banget, katanya baru pertama kali kepantai. Hanif yang tadinya tertidur dalam perjalanan, langsung terbangun dan minta nyebur. Oh ya, tips kalau ke pantai jangan pakai baju renang. Maksud hati biar ngga repot bersihin pasirnya, ternyata baju renang malah membawa lebih banyak pasir di dalam serat kainnya yang elastis. Puas main air selama 2 jam, wew...ngga berasa soalnya cuaca agak mendung jadi ngga kepanasan. Waktu diajakin mandi, Hanif nangis heboh minta berenang. Kebetulan sebelah tempat mandi ada kolam renang khusus anak-anak. Ya udah, sembari nunggu saya dan Dindha mandi, Hanif diajak ayahnya nyebur kolam. Pas saya sudah selesai, eh...Hanif ngga mau keluar kolam. Takut tar masuk angin, akhirnya dipaksa keluar. Wah...nangisnya bikin heboh. Langsung saya ganti bajunya dan dibawa ke mobil. Untung ngga disangka nyulik anak orang.

Hanif asyik main air...

Dindha, saya, Hanif dan Mbah Kung menanti datangnya ombak...

Tiga hari berlalu dengan cepat, Kamis malam kami pulang naik bis Sumber Alam. Cuma sebentar d Maos karena mertua harus terbang ke Palangkaraya Sabtu pagi. Insya Allah liburan ke Maos lagi ya Mbah. Pertama kalinya naik Sumber Alam...bisnya lumayan enak. Sempat ada sesama Sumber Alam yang kecelakaan, mungkin gara-gara itu jadinya bisa agak lambat dan terlambat sampai. Biasa sampai Lebak Bulus jam setengah lima pagi, jam 8 baru sampai. Tapi beruntung, bisnya terus sampai Tangerang jadi kami bisa turun di Bintaro. Karena lewat tol, akhirnya kami turun di dekat Giant. Sempat makan dulu di seberang Carefour sebelum akhirnya naik taksi pulang ke rumah. Fiuwh....