22 Jul 2013

Resensi Buku: Pride and Prejudice

cover edisi terjemahan

Jane Austen, Project Gutenberg, 2008

Elizabeth Bennet (Lizzy), lahir di keluarga menengah dengan 4 saudara perempuan. Ibunya, Mrs. Bennet, mempunyai impian untuk menikahkan putri-putrinya dengan pria-pria yang 'mapan'. Ketika mendengar tanah tetangga, Netherfield, akan segera kedatangan penghuni baru yang kabarnya berpenghasilan tinggi, ia begitu bersemangat mendesak suaminya untuk mengunjungi sang tetangga baru agar mereka bisa berkenalan. Keinginan Mrs. Bennet agaknya terwujud saat Mr. Bingley, sang tetangga baru, tampak berlama-lama berdansa dengan Jane, putri tertuanya di sebuah pesta. Mr. Bingley tak datang sendirian, ia bersama adik perempuannya, Caroline dan sahabatnya, Mr. Darcy. Berbeda dengan Bingley yang ramah, Mr. Darcy yang konon 'lebih kaya' daripada Bingley terlihat angkuh dan sombong. Ia bahkan berkomentar bahwa Elizabeth 'tak secantik kakaknya dan hanya biasa saja' saat Bingley menawarkan diri untuk memperkenalkannya pada adik Jane, yaitu Elizabeth. Lizzy yang saat itu duduk tak jauh, mendengarnya dan beranggapan Mr. Darcy memang sombong dan angkuh. Apalagi ketika kemudian ia berkenalan dengan George Wickham, anggota resimen tentara yang ternyata adalah saudara angkat dari Darcy. Dari Wickham, Lizzy mengetahui bahwa Darcy telah berbuat tak adil dan membuatnya dibuang dari keluarga angkatnya. Lalu saat Bingley tiba-tiba menjauh dari Jane tanpa penjelasan apapun, ia pun curiga bahwa Darcy turut andil mempengaruhi Bingley untuk tidak menikahi kakaknya. Tapi betulkah semua praduga Lizzy terhadap Mr. Darcy?

Pride and Prejudice adalah salah satu novel klasik yang paling legendaris. Kisahnya menginspirasi banyak karya sejenis  (mungkin nanti akan saya review beberapa yang sudah saya baca-link) dan juga film! Saya sudah menonton PP versi film (yang dimainkan Kiera Knightley) dan versi miniseri keluaran BBC. Haha...maniak banget ya? Ngga juga sih. Waktu itu karena saya merasa di versi filmnya banyak bagian yang dihilangkan (setelah sebelumnya membaca summarynya di wikipedia hehe), akhirnya saya berburu versi miniseri BBC. Saya juga sudah membaca edisi terjemahan indo-nya yang diterbitkan Qanita. Kali ini saya mencoba membaca versi Englishnya untuk Reading English Challenge. Sepintas kisah PP terlihat standar, seorang gadis dari keluarga menengah yang dicintai oleh pria dari keluarga terpandang. Awalnya benci, sering bertengkar tapi setelah mengetahui sifat masing-masing akhirnya jatuh cinta. Plot yang familiar bukan? Tapi sesungguhnya buku ini juga mengandung pemikiran penulisnya, yang pada masa itu dianggap kontroversial. Lizzy, sang tokoh utama, digambarkan cerdas, berani, dan sangat menentang penikahan tanpa landasan cinta. Diceritakan Charlotte, sahabat Lizzy, menikah atas pertimbangan pragmatis. Di sini juga banyak diungkap fenomena sosial pada masa tersebut. Misal seorang wanita dianggap tidak patut jika bepergian sendirian, adanya tunjangan tahunan untuk anak perempuan yang telah menikah, pendidikan oleh guru privat bagi anak keluarga berada, sementara yang lainnya cukup belajar sendiri di rumah. Sementara itu tokoh prianya William Darcy, kerap dijadikan sosok ideal pria idaman bagi banyak penggemar kisah ini. Kenapa? Hehe...menurut saya tentu karena perpaduan antara tampan, baik dan tajir^^. Nah, lesson dari buku ini adalah jangan terlalu gampang menilai orang. Bisa jadi yang di luar tampak tak ramah, sebenarnya hanya kurang bisa bersosialisasi kayak Mr. Darcy. Cukup menyenangkan membaca (lagi) Pride and Prejudice, meski di beberapa bagian saat Lizzy menganalisis karakter orang-orang, saya merasa agak bosan...

poster filmnya

Bennet sisters (ka-ki: Mary, Jane, Lizzy, Kitty, Lydia)

versi miniseri BBC