- Gali rekomendasi dokter gigi dari jaringan emak emak dan medsos.
- Sempatkan untuk melakukan perkenalan dengan dokter gigi saat anak mulai memasuki usia tanggal gigi susu. Jangan menunggu ada keluhan.
- Jelaskan sebenar benarnya kondisi anak sehingga dokter bisa memutuskan sanggup atau tidak menanganinya.
- Terus berusaha dan berdoa. Insha Allah akan ditunjukkan jalannya.
22 Sep 2024
Pergi ke Dokter Gigi
Resensi: Undomestic Goddess
29 Agu 2024
Film: Heartbreak Motel (2024)
27 Agu 2024
Resensi: The Duke and I
Resensi: Gelap Terang Hidup Kartini
KPG, 2022
Ketika Tempo menerbitkan seri tokoh bangsa, saya juga tak langsung tertarik. Maklum saya bukan penikmat biografi *lirik buku tentang Pak Hatta yang belum tuntas dibaca. Baru dibaca 1 dari 3 buku. Tapi ketika mengangkat Kartini, saya tertarik karena alasan sentimentil yang saya sebut sebelumnya daan...karena film Kartini besutan Hanung berhasil memantik rasa penasaran saya untuk mengenal sosok Kartini lebih jauh.
Meski disajikan secara singkat, buku ini banyak mengulik tentang pergolakan batin Kartini. Lahir sebagai putri bupati, tidak lantas membuatnya berdiam melihat ketidakadilan yang dialami kaum perempuan pada masa itu. Mulai dari perlakuan terhadap ibunya yang 'cuma' istri selir (ia bahkan tak boleh memanggil ibu pada ibu kandungnya), tradisi pingitan hingga pernikahan 'paksa'. Keterbukaan ayahnya Bupati Jepara turut berperan dalam perkembangan Kartini. Sang ayah mengizinkannya bersekolah (meski sampai sekolah dasar), melanggankan berbagai bacaan (yang membuatnya bisa mengasah kemampuan menulis dan berkorespondesi), membebaskannya dari pingitan (yang hanya dijalani Kartini 4 tahun), tidak memaksanya menikah, bahkan memberinya izin untuk bersekolah ke Belanda (meski tidak jadi berangkat). Selain kiprahnya yang sudah jamak diketahui seperti mendirikan sekolah wanita dan mengangkat nilai ukiran Jepara, Kartini juga pemikir yang gelisah. Hal ini dia tuangkan dalam berbagai tulisan ilmiah (sejak usia 16 tahun!). Sebagian besar ditulis dengan nama ayahnya dan nama samaran. Kegelisahannya juga tercurah melalui korespondesinya ke beberapa teman yang ternyata tak hanya Ny. Abendanon. Ada Estella -tokoh sosialis Belanda dan Ny. Ovink -isteri asisten residen Jepara. Total suratnya mencapai 361 pucuk surat (termasuk surat adik-adik Kartini). Yang dibukukan konon hanya sekitar 115 surat, wow...
Buku ini jg mengungkap berbagai pandangan tentang kiprah Kartini. Sebagian pihak merasa Kartini adalah produk Belanda karena hubungannya yang intens dengan tokoh Belanda. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pemikirannya cukup radikal untuk perempuan pribumi pada masa itu. Ketika akhirnya Kartini menerima pinangan Bupati Rembang pun (padahal sebelumnya ia menentang pernikahan paksa), banyak pendapat diungkap tentang alasan Kartini. Mungkin karena rasa sayangnya pada ayahanda yang mulai sakit-sakitan (yang selama ini sudah memberinya banyak kebebasan di tengah pandangan sinis orang lain), atau bisa juga ia telah melihat tak selamanya pernikahan yang dijodohkan itu buruk (dari pernikahan 2 saudarinya yang bahagia), atau karena didorong oleh kekecewaan tidak jadi berangkat sekolah ke Belanda. Tak ada yang tahu pasti. Konon Bupati Rembang melamar Kartini karena wasiat almarhumah istrinya yang mengagumi Kartini. Terlepas dari berbagai pandangan tentang Kartini, kiprahnya di usianya yang hanya seperempat abad telah mendorong kebangkitan (kembali) kiprah perempuan Indonesia. Kok kembali? Ya, jadi menurut buku Kisah kisah Pahlawan Nusantara (kapan kapan direviu) diungkap bahwa sesungguhnya peminggiran kaum perempuan bukanlah budaya feodal Jawa melainkan pengaruh dari Belanda sendiri. Konon 100 tahun sebelum Kartini lahir, kiprah perempuan sudah lazim diakui contohnya nenek buyut Pangeran Diponegoro yang juga memimpin pasukan. Menarik ya...
Membaca buku ini membuat saya menyadari bahwa saya berbeda dengan Kartini😏. Kayaknya saya tidak mungkin seberani beliau, memiliki pemikiran yang berbeda. *saya tipe-tipe malas konfrontasi. Singkat kata, biografi membuka cakrawala pandangan kita terhadap kondisi zaman tertentu. Oke saya akan mulai membaca biografi, ga novel melulu. Karena ditulis oleh jurnalis, buku ini seperti reportase yang mengungkap berbagai sudut pandang tentang satu peristiwa. Rasanya seperti jadi detektif, menduga-duga alasan dari tindakan sang tokoh. Hal ini berbeda dengan biografi ala novel yang pernah saya baca, dimana tidak ada perdebatan pandangan di dalamnya. Di dalam buku ini, juga menyebutkan banyak judul buku lain tentang Kartini sebagai referensi. Mungkin suatu saat kalau saya tertarik, akan saya baca. Mungkin...entah kapan hehe...
19 Jun 2024
Resensi: Berpikir Suprarasional
- pengertian suprarasional -sebagaimana yang saya tulis di awal paragraf, semoga kesimpulan saya tidak salah-
- menjadi karyawan Allah -saya setuju dengan POV ini karena seringkali orang lebih takut dengan atasan daripada Allah sehingga jadikanlah Allah seperti atasan-
- kiat merencanakan kesusahan -ini juga betul banget walau syulit melakukannya karena orang penginnya yang mudah-mudah padahal setelah itu pasti datang kesusahan. Oleh karena itu rencanakan kesusahan, supaya kemudahanlah yang akan didapat kemudian. Bukankah surga juga dikelilingi hal yang tak menyenangkan?-
- paradigma pahala lebih baik daripada uang -ini jadi introspeksi buat saya sih supaya tidak ikutan arus apa-apa harus ada honornya. Ketika memang tak ada honornya, ya itulah kesempatan kita mendulang pahala atau tabungan gaib. Kuncinya harus bisa ikhlas supaya pahalanya dapat hehe-
- perihal rezeki tergantung dari pahala -tabungan gaib dapat dikonversi menjadi materi maupun nonmateri. ini sebenarnya debatable, apa iya rezeki sepenuhnya tergantung pahala. terus bagaimana orang yang tak beriman tapi rezekinya banyak. well, itu rahasia Allah sih. tapi jika bisa meyakini ini maka kita akan terus berusaha memantaskan diri saat doa kita belum terkabul. luar biasa banget ya-
- berbagai fenomena kehidupan dari pandangan suprarasional -di bagian ini penulis menggunakan logika suprarasional untuk mengambil hikmah berbagai peristiwa hidup seperti bencana alam, perceraian sampai anak yang tidak suka matematika-
- solusi suprarasional untuk permasalahan bangsa -solusinya agak-agak promosi nih^^-
12 Jun 2024
Resensi: I've Got Your Number
Resensi: Lebih Muda 20 Tahun
- Pengaturan jam makan, organ tubuh perlu istirahat, sarapan itu penting, makan pagi seperti pangeran makan siang seperti pejabat dan makan malam seperti pengemis haha...maksudnya porsinya ya. Komposisi juga harus lengkap.
- Olahraga 30 menit sehari atau 150 menit dalam seminggu. Bisa dimulai dengan berjalan kali 1 jam setelah makan selama 10 menit lalu ditingkatkan bertahap.
- Jangan stress, tidak merokok dan melakukan hobi yang membuat bahagia. Karena bahagia itu juga kunci kesehatan.
26 Mei 2024
Resep: Bone Broth (Kaldu Tulang)
- Masukan semua bahan ke slowcooker. Saya pakai merek Kris 3,5 liter.
- Tambahkan air sampai penuh (sekitar 2,3 liter)
- Masak selama 24 jam dengan setting low
- Setelah 24 jam, saring kaldu. Tambahkan garam secukupnya (saya 1 sdt).
- Masukan ke jar kaca dan simpan ke frezeer setelah dingin. Hasilnya sekitar 7-8 jar kaca ukuran 250ml
25 Mei 2024
Membaca Ebook Legal di Ereader Kobo (Tanpa Kartu Kredit)
- Menginstall ADE (Adobe Digital Edition) di PC
- Membuat akun Adobe ID (buka ADE - klik Help - Authorize Computer - Ebook Vendor: Adobe-Create Adobe ID - isi form sampai selesai)
- Melakukan otorisasi terhadap PC (Authorize Computer - isi Adobe ID dan password yang telah dibuat)
- Melakukan otorisasi terhadap Ereader Kobo (hubungkan PC dan Kobo dengan microUSB - klik Connect di Kobo - buka ADE di PC - Kobo Ereader akan muncul di sidebar kiri - klik kanan di Kobo Ereader - klik Authorize Device)
- Beli ebook di Google Play dan bayar pakai OVO/Gopay.
- Mengekspor ebook dari Google Play. Caranya buka Google Play di PC, pilih tab Books dan ekspor ebook yang sudah dibeli dari your library dalam format file .acsm (bisa pdf atau epub atau ada opsi untuk memilih di antara keduanya).
- Membuka ebook tersebut di aplikasi ADE di PC.
- Memindahkan ebook ke library Ereader Kobo yang sebelumnya sudah terotorisasi (drag ebook dari library ADE ke Kobo Ereader).
- Eject Ereader dan ebook akan otomatis masuk ke Kobo ereader.
- Download Kobo App di Google Playstore ke HP Android.
- Login dengan menggunakan akun yang sama dengan akun Kobo di ereader
- Pilih buku yang diminati dan ikuti langkah sesuai petunjuk aplikasi.
- Saat pembayaran akan diarahkan ke Google Play. Jika Google Play kita terhubung dengan OVO atau Gopay, maka pembayaran akan langsung dikonversi ke rupiah dan bisa dibayar dengan OVO atau Gopay. Kursnya lumayan bersaing, minggu lalu saya membeli ebook $9,58 dan membayar Rp138ribuan.
- Ebook yang kita beli akan otomatis masuk ke Kobo ereader hanya dengan klik Sync di ereader. Di Kobo app juga ada free ebook dan ebook under $2. Scroll aja sampai ke bawah atau pakai search engine untuk eksplor judul-judul ebooknya di Kobo App.
Review E-reader Kobo Libra H2O
- Tombol fisiknya. Tombol ini berguna untuk pindah halaman. Jadi tidak harus swipe atau scroll tiap mau ganti halaman dan bisa dipegang satu tangan. Bentuk bodynya yang lebar dan lebih tebal di salah satu sisi juga membuat nyaman untuk pegangan.
- Baterainya. Ketahanan baterainya diklaim bisa sampai 2 minggu. Saya membaca setiap hari paling lama 1 jam, seringkali kurang dari itu dan wiken mungkin 3-4 jam. Dengan level brightness 45%, baterainya cukup awet sampai hampir sebulanan.
- Dictionary. Ada kamus bawaan yang bisa diakses secara offline. Ini bermanfaat banget ketika membaca ebook berbahasa inggris. Tinggal pencet aja kata yang dituju langsung keluar artinya.
- Storagenya hanya 8GB. Jika hanya menyimpan ebook, storage segitu sangat memadai tapi untuk yang suka baca komik filenya lumayan besar jadi pasti akan kurang. Tidak ada slot tambahan storage dengan microSD. Hal ini sudah diatasi di Kobo Libra 2 terbaru yang storagenya 32GB.
- Tidak bisa memutar audiobook. Tapi ini ga masalah buat saya yang hanya membaca ebook. Kadang saya heran apa enaknya dengerin audiobook ya, seperti didongengin kali ya. Kobo Libra 2 sudah support audiobook walau belum ada speakernya (harus pakai headset).
- Input masih pakai microUSB dan tidak ada Bluetooth. Entah kenapa pula tidak bisa pakai sembarang microUSB, jadi saya agak kesulitan ketika lupa membawa kabel USB bawaannya atau kabel yang bisa (hanya kabel USB bawaan power bank robot). Kobo Libra 2 sudah support USB type-C plus bluetooth.
20 Mei 2024
Resensi: Better Off Friends
Finaally nulis lagi, setelah saya pikir-pikir menulis kontinu selama 30 hari itu berat. Apalagi yang ditulis bukan curhatan. Bahkan kalau pun curhatan sepertinya kehidupan saya juga tidak terlalu seru untuk bisa dituliskan setiap hari. Yah...intinya 30 hari menulis diralat jadi tidak setiap hari hehe...
Elizabeth Eulberg
Ebook, 2015
Guys and girls can be friends.
Buku ini dibuka dengan pernyataan di atas, sebelum masuk ke kisah Macallan (ce) dan Levi (co). Levi adalah murid baru kelas tujuh di sekolah yang sama dengan Macallan. Kegemaran mereka terhadap sebuah TV show produksi Inggris (dimana tak seorang pun di sekolah yang pernah menontonnya) membuat mereka dekat. Mereka berdua tak terpisahkan dan keluarga mereka pun dekat. Semuanya berubah setelah Levi memotong rambutnya, mendadak ia jadi populer bahkan jadian dengan Emily, sahabat Macallan. Macallan merasa seperti sedikit ditinggalkan, namun ia berusaha memaklumi kini Levi punya pacar. Levi pun merasa serba salah ketika pacar dan sahabatnya bertengkar. Hal yang sama kemudian terus berulang dengan pasangan berbeda sepanjang waktu kelas 7 sampai dengan freshman year (kelas 9). Semua orang di sekitar mereka berkomentar Macallan dan Levi harusnya jadian. Benarkah demikian? Ataukah mereka "better off friend"?
Buku ini sudah saya baca sekian tahun lalu, termasuk genre coming-of-age. One of my favourite book from Elizabeth Eulberg sampai saya baca ulang beberapa waktu lalu. Ide ceritanya sudah umum banget ya, friend into lover. Namun perjalanan di balik itu, tentu saja setiap kisah memiliki lika liku yang berbeda. Setiap tarik ulur serta putus sambungnya 'engaging'. Kisahnya diceritakan dari dua sudut pandang tokoh utamanya secara bergantian sehingga pembaca bisa mengetahui perasaan keduanya. Salah satu film yang disebut-sebut menginspirasi novel ini adalah When Harry Met Sally. Namun ceritanya tidak sama persis. Kalau di bagian akhir film tersebut ditampilkan cuplikan testimoni beberapa pasangan tentang pertemuan pertama mereka, di novel ini setiap akhir chapternya terdapat dialog antara Macallan dan Levi di kemudian hari mengomentari kejadian di chapter tersebut. Itu cute banget menurut saya.... Salah satunya saya lampirkan di bawah ya (ceritanya Levi cedera olahraga dan Macallan sempat terpaksa menjadi "perawat" ketika di sekolah karena Levi terlalu canggung menerima bantuan orang lain).
13 Mei 2024
Resensi: Critical Eleven
12 Mei 2024
Saya dan Komik
11 Mei 2024
Majalah Bacaan Jaman Dulu
Saya selalu menuliskan membaca sebagai hobi sejak dulu. Hobi membaca memang memberikan kesan pintar, padahal belum tentu yang sering dibaca adalah buku pelajaran hehe. Saya sendiri lebih suka membaca buku fiksi ketimbang buku nonfiksi. Hobi membaca saya seperti ditularkan oleh ayah saya. Dulu ayah saya sering membeli majalah Intisari.
Ayahlah yang pertama mengenalkan majalah Bobo kepada saya. Majalah Bobo yang terlama di rumah seingat saya tertanggal tahun 1985 (saat saya usia 3 tahun). Meski baru berlangganan sekitar usia SD. Dulu majalah Bobo terbit setiap hari Kamis. Karena langganan Bobonya dengan tukang koran di kantor ayah, jadi majalahnya baru dibawa ke rumah saat ayah pulang dari kantor di sore hari. Pernah beberapa kali ayah lupa membawa Bobonya waktu pulang. Saya menangis meraung-raung karena sudah menantikan membaca Bobo tapi tidak jadi. Akhirnya ayah saya kembali ke kantornya demi mengambil majalah Bobo. Di kemudian hari kadang ayah menggoda saya dengan bilang lupa membawa Bobo. Setelah saya udah hampir mewek, baru deh Bobonya dikeluarkan. Ckckck.... Saya juga rajin menjilid Sisipan Bobo (komik bersambung yang ada di setiap edisinya). Sisipan favorit saya adalah Sepatu Kuning Mungil serta Maria dan September. Belakangan saya baru tahu kalau beberapa komik sisipan tersebut diambil dari komik Nina. Saya sangat sayang dengan koleksi Bobo yang saya punya. Sampai-sampai ketika mau dijual ke tukang loak karena sudah memenuhi rak buku di rumah pun tidak saya izinkan. Barulah ketika ayah pindah ke Cilacap karena pensiun, koleksi Bobo saya pun dihibahkan oleh ayah entah kepada siapa.
Saat SMP saya dipaksa untuk berganti langganan majalah remaja. Meski awalnya menolak keras, akhirnya saya menurut. Saat itu dibelikan beberapa edisi majalah antara lain Kawanku, Anita Cemerlang, Aneka Yess dan Gadis. Saya pun memilih Gadis karena isinya paling variatif dan layoutnya cantik. Kalau Anita kebanyakan cerpen, Aneka kebanyakan liputan off air, dan Kawanku ga suka aja saya. Saya langganan Gadis sampai awal SMA. Aneh ya...saya malah dipaksa-paksa membaca majalah remaja haha... Padahal beberapa teman saya cerita kalau malah dilarang ortunya. Mungkin waktu itu saya agak kurang gaul dan ga modis haha... Untung saya ga terinspirasi kirim foto jadi Gadis Sampul wkwk *sadar diri juga sih. Di setiap edisi Gadis, biasanya ada kuis Kado Gadis yang disponsori brand tertentu. Pertanyaannya tentang pendapat terhadap sesuatu, jadi nantinya dipilih oleh redaksi bukan diundi. Jawaban masing-masing pemenangnya akan dimuat saat pengumuman. Waktu itu saya dapat bingkai arti nama dari brand kartu nama yang hits zaman itu (lupa namanya, bisa cetak kalung dan label nama juga) dan mini compo dari brand Hazeline (anak sekarang mana tahu itu apa ya hehe).
Saat SMA setelah saya berhijab, saya pun meminta berhenti langganan Gadis dan berganti jadi Annida majalah cerpen Islami. Saat itu Annida tidak dijual di Kediri, jadi pembeliannya dikoordinir oleh rohis setiap bulan untuk dipesan langsung dari Jakarta. Jadi ada seksi khusus yang menangani pemesanan majalah, namanya seksi distribusi. Kerjaannya keliling ke kelas-kelas mendata yang mau ikutan pesan, memesankan dan mendistribusikan ke kelas sambil menerima pembayaran. Luar biasa ya haha...dulu belum ada HP sih. Annida masih lanjut sampai kuliah. Tentu saat kuliah di STAN lebih mudah untuk mendapatkannya. Kadang diselingi dengan majalah islami lain, seperti Tarbawi dan Ummi. Saya pernah dapat hadiah kuis juga dari Annida dan pertama kalinya pergi ke Utan Kayu untuk mengambil hadiahnya (voucher dan beberapa majalah lama). Demikian cerita tentang bacaan majalah jaman dulu. Sebenarnya selain majalah saya juga membaca komik sih, mungkin lain kali akan dituliskan tersendiri saja karena ceritanya bisa panjang^^.
Credit photo: google search
#day11 (woow...udah hari ke-11, mulai deh posting di injury time)