Ya...bulan Maret ini tepat setahun saya menjalani cuti di
luar tanggungan negara dari jangka waktu 2 tahun yang saya ajukan. Meski
awalnya sempat agak ragu-ragu mengambil cuti panjang, sekarang saya sama sekali
tak menyesali pilihan ini. Tujuan saya mengambil cuti adalah agar saya bisa
menstimulasi Hanif dengan lebih intens mumpung dia masih ‘golden age’. Tapi
setelah dijalani, saya malah merasa banyak manfaatnya untuk diri saya sendiri
di samping perkembangan Hanif yang alhamdulillah cukup menggembirakan.
Mengantar Hanif ke tempat terapi memberikan kesempatan kenal
dekat dengan ibu-ibu ‘hebat’. Berbagi perasaan dan pengalaman dengan mereka
membuat saya merasa bukan lagi ‘orang paling menderita sedunia’ *lebay mode-on
hehe... Tak jarang kami saling bercermin dan lebih mensyukuri kelebihan buah
hati masing-masing. Sungguh ini tak mungkin saya dapatkan kalau saya masih
berstatus ‘working mom’. Ketika menunggui Hanif di playgrupnya pun demikian.
Sharing dengan ibu-ibu wali murid membuat saya sadar bahwa memiliki anak normal
pun tak mudah. Setiap anak memang diciptakan dengan karakter dan
problematikanya masing-masing. Mungkin Hanif memang belum lancar bicara dan
tidak fokus, tapi ia mudah diasuh, jarang rewel dan makannya gampang. Lagi-lagi
saya bersyukur...
Manfaat lainnya jadi full-time mother adalah punya banyak
waktu mengeksplorasi dapur. Jujur, dapur bukanlah domain favorit saya. Saya
bahkan sempat tak tahu di mana si mbak menyimpan bawang putih di dapur. Ini nih
akibat keenakan punya mbak yang pinter masak, sampai-sampai ngga pernah nyentuh
dapur . Nah setelah si mbak pulang hampir setahun yang lalu, kemampuan masak
saya lumayan meningkat. Saya bisa mengatur menu Hanif, membuatkan cemilan
sendiri, bahkan membuat sambel –yang dulu untuk mengulek saja saya malasnya
minta ampun, lama dan bikin pegel. Yah...masaknya juga yang gampang-gampang,
tapi yang terpenting Hanif mau memakannya, suami...kadang mau kadang engga
hehe... dan kini saya pun mulai sedikit menikmati aktivitas dapur (baru dikit
loh).
Bulan Maret ini pula saya mulai aktif mengajar lagi.
Freelance saja, memanfaatkan waktu luang selama Hanif sekolah. Alhamdulillah
Hanif mulai menikmati sekolah playgrupnya, acara masuk kelas tak lagi diwarnai
tangisan bombay. Jadi tak usah ditunggu. Kebetulan jam usai mengajar pas jam
pulang sekolah. Hitung-hitung me-refresh pelajaran kuliah dan demi tambahan
penghasilan ^^. Semoga setahun ke depan perkembangan Hanif semakin baik, saya
bisa lebih baik lagi dalam mengurus rumah dan si ayah juga sukses kerjaannya...banyak
rejeki...amiiin.