22 Apr 2015

Review: The DUFF



Kody Keplinger, Poppy, 2011 (ebook)

Bianca Piper tidak pernah merasa rendah diri berteman dengan dua sahabatnya Casey dan Jess, meski mereka lebih populer dan lebih cantik.  Hingga suatu hari Wesley Rush, salah satu playboy di sekolahnya, menyebutnya "the DUFF" -designated ugly fat friend- yang artinya orang yang paling 'inferior' dalam kelompok pertemanan yang sering dimanfaatkan untuk mendekati salah satu anggota kelompok tersebut. Awalnya ia tak ambil pusing dengan ocehan Wesley. Namun, ditambah permasalahan orang tuanya yang di ambang perceraian, kepulangan sang mantan yang dulu mencampakkannya dan mengetahui bahwa Toby Tucker -yang ditaksirnya sejak lama- sudah punya pacar. Tekanan menjadi tak tertahankan karena Bianca tak sanggup membuka diri pada dua sahabatnya. Pada akhirnya ia malah terjebak dalam hubungan "friends with benefit" dengan Wesley. Ia pikir Wesley hanyalah pelarian dari masalah yang dihadapinya, namun entah mengapa ia peduli jika Wesley bahagia? Mungkinkah ia jatuh hati pada seseorang yang hanya menganggapnya sebagai "the DUFF"?

Terus terang saya agak geleng-geleng membaca ceritanya. Terus kenapa dibaca? Penasaran aja saat melihat poster filmnya di media hehe. Membaca buku ini membuat saya miris mengetahui bahwa Bianca kehilangan virginity di usia 14, sudah menggunakan birth control di usia SMA dan "having friends with benefit" *pingsan...  Tapi mungkin seperti itulah potret kehidupan remaja di sana...astaghfirullah *usap muka. Pelajaran yang bisa diambil dari novel ini...jangan memendam masalah sendiri, menceritakannya pada teman atau pada Tuhan membuat hati menjadi lebih lega. Bahkan tak jarang solusi datang dengan sendirinya. Satu hal lagi tentang pertemanan, setiap orang pasti merasakan dirinya adalah the DUFF. Bianca merasa dirinya paling tidak cantik, tapi ternyata di sisi lain Casey juga minder karena badannya terlalu tinggi. Tidak ada seorang pun yang sempurna dan sahabat sejati saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Saya paling suka karakter Casey di buku ini, ia tak ragu membela temannya yang dibully meski ia tergolong gadis populer -ketua cheers.  Biasanya kalau di film-film stereotipe co/ce populer adalah menjengkelkan, culas, dan sombong. Namun di sini masing-masing karakter digambarkan secara manusiawi, ada latar belakang di balik perilakunya. Makanya jangan gampang menilai orang dari luarnya saja. Btw, cerita di buku dan adaptasi film sepertinya agak berbeda deh *baca di wikipedia. Tapi saya sudah hilang rasa penasaran^^

"If Kate Winslet have been the DUFF, Leonardo DiCaprio wouldn't have been after her in Titanic and that could have saved all of us a lot of tears" 

Diposting untuk Lucky No.15 Reading Challenge -One Word Only