Hasil karya Hanif |
Minggu
lalu Hanif sudah terima rapor. Alhamdulillah banyak peningkatan dibandingkan
semester sebelumnya. Meski saya berusaha untuk tidak terlalu berpatok pada
nilai rapor, bagaimana pun juga rapor adalah salah satu indikator untuk
memantau perkembangan Hanif. Tentu saja Hanif sendiri belum ‘ngeh’ rapor itu
apa, cukup buat konsumsi ortunya saja.
Untuk kognitif, Hanif lebih unggul dibanding
indikator lainnya. Wajar sih, karena Hanif memang suka huruf dan angka, selain
itu dia juga tajam terhadap irama, yang membuatnya gampang hafal jingle iklan,
lagu, bahkan doa sehari-hari yang notabene berirama juga. Hal lain yang
meningkat adalah kecerdasan emosi. Alhamdulillah semester dua ini Hanif ngga
nangis lagi kalau berangkat sekolah, bahkan langsung gabung berbaris di halaman
dengan happy. Kesadaran lingkungannya pun makin bagus, ketika teman lainnya
dijemput dan saya belum datang, Hanif akan mencari dan bilang ‘mau ibu’.
Awalnya tantrum berat kalau saya telat jemput, tapi sekarang sudah bisa diminta
sabar menunggu. Konsentrasinya juga bertambah baik meski masih pendek.
Menyelesaikan puzzle 5 keping sudah bisa dilakukan Hanif sendiri. Sementara itu
motorik halusnya masih perlu banyak latihan. Hanif mulai bisa memegang pensil,
tapi belum mantap menggoreskan. Mewarnai masih harus terus diarahkan. Motorik
kasar juga mengalami perkembangan, seperti lompatan yang makin mantap, dan
mulai suka bermain bola bersama teman. Tentang main bola, awalnya ibu guru yang
mengajak anak-anak main bola di lapangan, trus sorenya Hanif jadi suka
nendang-nendang bola di rumah. Padahal punya bola dah dari tahun kapan,
dianggurin melulu di pojok kamar. Rupanya baru engeh enaknya main bola ya
Hanif.
Kemudian yang masih jadi PR emaknya juga ibu guru adalah komunikasi 2
arah, kontak mata, rentang konsentrasi, dan hipersensitif Hanif terhadap
tekstur dan bunyi tertentu. Komunikasi 2 arah masih belum bisa karena Hanif
belum dapat bercerita spontan, masih sebatas menjawab dan imitasi. Kontak
mata...yah begitulah...masih sekilas dan seikhlas Hanif hehe. Konsentrasi juga
demikian, masih gampang terdistrak apalagi kalau pas makannya ngga terjaga.
Hanif juga masih jijik memegang lem, crayon (tanpa dilapisi kertas), cat finger
painting dan buah salak yang kasar.
Begitulah perkembangan Hanif selama setahun
sekolah playgrup. Semoga Hanif bisa enjoy di TK nanti dan dapat teman-teman
yang baik. Semoga juga ibu guru TK dan teman-temannya bisa memahami Hanif. Moga
ibunya pun tambah sabar dalam membimbing amanah Allah yang satu ini, Hanif.
Amin 3x, terutama poin yang terakhir hehe... Oh ya, predikat yang didapat Hanif
semester ini “Cerdas Membaca Talaqqi.” Alhamdulillah^^... Keep fighting Hanif,
semangaadh!!!