17 Feb 2015

Shodaqoh Makanan Hanif

penampakan snack box 
Lama juga saya tidak meng-update kegiatan Hanif ketika ia sudah SD. Minggu ini Hanif mendapatkan giliran shodaqoh makanan. Di sekolah Hanif memang tidak memperbolehkan orang tua untuk merayakan ulang tahun anak di sekolah. Mungkin dikhawatirkan akan timbul kesenjangan, namanya juga anak-anak ya...selalu pingin seperti temannya. Sebagai gantinya, dicanangkanlah Program Shodaqoh Makanan setiap hari Jumat. Saat sosialisasi program sekolah awal tahun, orang tua diminta mengisi kesediaan waktu bershodaqoh makanan. Kebanyakan memilih tanggal yang dekat dengan ultah si anak. Kalau Hanif, berhubung emaknya telat datang waktu itu, jadinya dapat tanggal yang tersisa hehe... Gak papa, yang penting kan niatnya^^. Makanannya boleh apa saja, disarankan yang tidak mengandung MSG, pewarna dan pemanis buatan. 

Kali ini saya berencana membuat bitterballen kentang, bakpao ubi ungu, dan puding telor ceplok. Sebenarnya bisa saja saya membeli snack kemasan. Tapi selama ini jika shodaqoh makanannya seperti itu, Hanif selalu di'aman'kan alias tidak dikasih makanan. Padahal saya ingin Hanif bisa makan bersama teman-temannya. Jadi mau tak mau saya harus membuat sendiri makanan yang 'lumayan' aman untuk Hanif juga bisa diterima teman-temannya. Kenapa saya bilang lumayan? Yaa...karena snack yang saya buat tidak 100% bebas gluten, masih pakai terigu protein rendah. 

Untuk mempercantik tampilan, saya juga membuat tusuk gigi hias hehe... Terinspirasi dari flag toothpick. Caranya gampang, cukup cetak gambar karakter anak. Gunting bulat-bulat dan tempelkan kertas mengapit tusuk gigi. Jadi deh...

lucu yaa..
Proyek pertama bikin bitterballen kentang. Saya pilih bitterballen karena ngga perlu repot mengisi, tinggal campur dan buletin hehe...

Resepnya:
650 gram kentang, kukus dan haluskan
200 gram daging cincang
150 ml susu cair
90 gram keju, parut
1 batang wortel parut
2 sdm tepung terigu
3 siung bawang putih, cincang
1 buah bawang bombay kecil, iris
Daun bawang dan seledri secukupnya
Garam dan merica secukupnya
3 butir telur dan panir untuk pelapis

Cara:
  1. Tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum, tambahkan daging cincang dan wortel parut. Tambahkan susu cair, masak hingga matang sambil diaduk.
  2. Tambahkan terigu, kentang, keju, daun bawang, seledri, garam dan merica, aduk sampai matang dan mengental. Jika dirasa terlalu kering, boleh ditambahkan air sedikit. Mengaduknya memang harus sering untuk menghindari gosong di bawah.
  3. Angkat dan tunggu sampai dingin. Bulatkan sesuai selera. Gulingkan ke panir, lalu ke telur kocok dan ke panir lagi. Simpan dalam kulkas dan goreng sesaat sebelum disajikan.
Hasil 55 biji

Proyek pertama lancaaar. Proyek kedua adalah bakpau ubi ungu isi blueberry. Saya belum pernah membuat bakpau ubi ungu sebelumnya. Jadi ini first trial hehe... Maaf ya anak-anak kalau penampilannya agak kurang menyakinkan hehe...

Bahan:
400 gram terigu protein rendah
200 gram ubi ungu yang telah dikukus dan dihaluskan
3 sdm gula tepung
3 sdt fermipan
40 gram margarin
250 ml air es
1 sdt BP

Cara:
  1. Campur semua bahan kering: terigu, gula, ubi, fermipan, tambahkan air es. Uleni sampai hampir kalis. Pakai mixer ulir juga bisa.
  2. Terakhir tambahkan margarin dan uleni sampai kalis. Diamkan kurleb 30 menit.
  3. Bulat-bulat sesuai selera, isi dengan selai blueberry dan alasi tiap bakpau dengan kertas roti. Diamkan kembali 15 menit.
  4. Panaskan kukusan, jangan lupa lapisi tutup dengan serbet. Kukus bakpau selama 5 menit, atur jangan sampai bakpau berdesakan di dalam panci. Angkat dan sajikan...
Hasilnya 40 biji. Tampilannya engga terlalu bagus hiks, tapi rasanya enak. Saran saya jika menggunakan isian selai atau apapun yang sifatnya basah, usahakan jangan terlalu tipis memipihkan kulit bakpau ketika hendak menaruh isian. Kulit yang terlalu tipis akan membuat selai merembes keluar dan bakpau jadi tidak mengembang.

Proyek ketiga...fiuuuh...puding telor ceplok. Saya memakai puding susu rasa mangga dari Nutrijell untuk kuning telurnya dan agar-agar plain campur susu untuk putih telurnya.

Bahan:
2 bungkus puding susu mangga + 1000 ml air
2 bungkus agar-agar plain +1000 ml air
8 sdm susu bubuk
8 sdm gula pasir

Cara:

  1. Campur puding mangga dengan air, masak sampai mendidih. Tuang dalam cetakan kue mangkok, sisihkan.
  2. Campur agar-agar, air, susu dan gula. Tuang dalam cup puding setinggi setengah isi. Biarkan 5 menit, masukkan kuning telur di tengahnya.
Hasil 37 cup

Hwaaa...selesaaai. Walaupun kenyataannya gak segampang itu hehe... Tantangan puding telur ceplok adalah mencetak kuning telur dengan menggunakan 'hanya' 12 cetakan kue mangkok. Triknya rendam cetakan di nampan berisi air agar cepat beku (klo perlu kasih es^^) sementara panci puding dijerang di atas api keciiiil sambil aduk terus. Lalu memasukkan kuning telur juga harus pas ketika puding setengah beku jadi kuningnya tidak benar-benar tenggelam. Idealnya memang pakai wadah puding yang seperti mangkok kecil tapi berhubung ngga ada, saya pakai cup puding biasa. Yah...pintar-pintar putar otak untuk menyesuaikan dengan keadaan. Termasuk ketika pagi hari pukul 4 pagi, saya mendapati sebaskom puding kuning telur -yang sudah saya buat malam sebelumnya- ada di dalam freezer dan sudah bertabur merica bubuk. #pengen njerit "Haniiiif....." Sepertinya Hanif main masak-masakan ketika saya sudah terlelap. Akhirnya saya cuci semua puding sambil berharap mudah-mudahan rasa mericanya ngga meresap ke dalam. Alhamdulillah selesai tantangan shodaqoh makanan Hanif. Capeeeknyaa...gimana kalau masak sendiri buat hajatan ya? Ini baru 35 kotak^^