throwback hanif pg-tk-sd |
Sudah lama saya ingin menuliskan tentang sekolah inklusi. Hanif saat ini bersekolah di SDIP Baitul Maal yang juga menyelenggarakan pendidikan inklusi. Saat Hanif masuk kelas 1, itu adalah tahun pertama SDIP Baitul Maal resmi sebagai sekolah inklusi. Alhamdulillah Hanif tidak perlu bersekolah jauh-jauh, apalagi teman-temannya juga bedol desa ke sana. Hanif menempuh playgrup dan tk di sekolah yang sama walau saat itu belum resmi inklusif.
Apa sih sekolah inklusi?
Sekolah umum yang juga menyelenggarakan pendidikan inklusi. Jadi selain menerima siswa umum, sekolah juga menerima siswa difabel atau bisa juga disebut berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak melulu autis atau down syndrome ya, bisa juga anak yang sangat cerdas hingga pendidikannya juga harus disesuaikan dengan kekhususannya.
Bagaimana sistem pendidikan sekolah inklusi di Indonesia?
Sebenarnya pendidikan inklusi sudah diatur dalam permen diknas tahun 2009 (lupa nomornya). Bahwa di setiap wilayah tertentu harus ada sekolah inklusi dari pendidikan dasar sampai menengah. Namun kembali lagi kepada sumber daya yang dimiliki sekolah. Banyak sekolah yang melabeli dirinya dengan embel-embel inklusi. Namun sekolah biasa sebenarnya ada juga yang melakukan pendidikan inklusi walau tidak berlabel sekolah inklusi. Yang penting adalah komitmen dan kepedulian dari sekolah. Sewaktu Hanif masuk playgrup, saya sempat ragu apakah Hanif akan diterima. Ketika saya berterus terang tentang kondisi Hanif dan harapan saya, alhamdulillah pihak sekolah mau menerima dan terbuka akan keterbatasan sumber daya di sekolah. Alhasil Hanif diterima. Setelah seminggu pertama, saya melihat guru kelas sudah cukup repot dengan anak-anak, apalagi ditambah Hanif. Saya pun meminta pihak sekolah menyediakan shadow teacher untuk Hanif. Gajinya akan saya tanggung sesuai dengan kebijakan sekolah. Saya katakan saat itu tidak perlu lulusan pendidikan guru tk, yang penting sayang anak-anak. Untuk cara menangani Hanif bisa saya ajarkan. Alhamdulillah guru shadow Hanif Bu Nita bertahan sampai Hanif lulus tk. Bahkan sekarang menjadi guru reguler di TK. Maka dari itu, orang tua harus cermat memilih sekolah, pertimbangkan visi dan komitmen sekolah.
Bagaimana dengan penolakan dari orang tua murid lain?
Di sinilah pentingnya komitmen sekolah akan pendidikan inklusif. Jika sejak awal sekolah sudah mempunyai visi bahwa setiap anak memiliki hak yang sama, maka orang tua yang menolak terhadap keberadaan ABK di sekolah berarti menentang kebijakan sekolah. Yah walau prakteknya seringkali minoritas yang dikorbankan. Kuncinya sekali lagi cermat memilih sekolah. Alhamdulillah Hanif mempunyai teman-teman yang baik. Setiap kali Hanif tak sengaja menyakiti temannya, saya selalu berusaha kontak orang tuanya secara pribadi dan meminta maaf sambil menjelaskan kondisi Hanif. Saya juga kerap terbuka tentang Hanif saat mengobrol dengan ibu-ibu lain. Saya berharap teman-temannya dan juga orang tuanya memahami kondisi Hanif. Alhamdulillah saat ini teman-teman Hanif sudah bisa membantu guru dalam menjaga Hanif. Misal memegangi ketika Hanif tiba-tiba keluar gerbang atau kompak menyembunyikan coklat karena Hanif diet coklat. Saya terharu anak-anak bisa berempati di usia dini. Tak perlu jauh-jauh pergi ke panti untuk membangun empati, cukup dengan memahami perbedaan temannya.
Mana yang lebih baik, sekolah khusus atau sekolah inklusi?
Dua-duanya sama baik asalkan sesuai dengan kemampuan anak. Jika anak dapat menguasai kemampuan akademik walau mungkin lebih lambat (slow learner), maka dapat dimasukkan ke sekolah inklusi. Namun jika tidak, maka sekolah khusus adalah pilihan yang lebih baik di mana kemampuan life skill lebih ditekankan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapisnya sebelum memutuskan sekolah yang cocok untuk anak.
Bagaimana pelaksanaan pendidikan inklusi di sekolah?
Berdasarkan pengalaman Hanif, anak akan dites kesiapan belajar sebelum masuk sekolah. Dari situ akan ditentukan apakah si anak berkebutuham khusus dan perlakuan seperti apa yang tepat. Hanif diputuskan memerlukan guru pendamping khusus karena belum bisa fokus. Beberapa temannya ABK yang sudah lebih baik dihandle sekaligus 3 anak oleh 1 guru pendamping. Kemudian oleh tim inklusi akan dibuatkan program pembelajaran individual (PPI) alias kurikulum yang disesuaikan dengan taraf kemampuan dan kebutuhan Hanif. Untuk pembelajaran di kelas, sekolah Hanif memakai sistem gabungan/tarik ulur. Beberapa sekolah ada yang menerapkan kelas transisi sebelum diputuskan bergabung dengan kelas reguler. Jadi ada saat Hanif bergabung di kelas, ada pula saat beraktivitas di luar. Misal untuk tematik 3 jam pelajaran, Hanif hanya ikut 1 jam saja. Sisanya diberikan aktivitas lain di luar. Ketika endurance-nya mulai bagus, jam di kelas ditambah hingga suatu saat anak bisa full bertahan mengikuti tatap muka kelas. PPI akan dievaluasi tiap tiga bulan di sekolah Hanif. Soal ujiannya pun dimodifikasi. Mungkin ijazahnya juga demikian jika anak masih belum dapat mengikuti kurikulum standar diknas sampai kelulusan. Masih ingat Harun di film Laskar Pelangi? SD Muhammadiyah Gantong adalah contoh sekolah inklusif tanpa embel-embel inklusi.
Oke sebegini saja ya cerita saya tentang sekolah inklusi. Untuk para orang tua ABK, jangan berputus asa mencari sekolah yang tepat. Mungkin dari cerita saya di atas kesannya mulus-mulus saja ya, believe me...it's not. Tapi semuanya akan berlalu. Lewat satu tantangan...terbitlah tantangan berikutnya. That's life...just enjoy the moment^^.