20 Sep 2012

Apa itu Behaviour Therapy (Terapi Perilaku)? (Terapi#1)

Akhir September lalu, tepat 2 tahun Hanif menjalani terapi. Saya jadi berpikir ingin men-share jenis-jenis terapi yang diikuti Hanif. Tentu saja tulisan ini tidak berdasarkan ilmu pengetahuan ya, hanya sharing pengalaman saja.

Terapi perilaku bisa dibilang dasar dari semua jenis terapi. Terapi perilaku berfungsi untuk membentuk pola perilaku anak sesuai yang kita inginkan dengan metode reward and no-reward. Hampir semua anak yang ikut terapi di tempat yang sama dengan Hanif, mendapatkan terapi jenis ini. Tak hanya anak berkebutuhan khusus saja, anak yang salah pola asuh pun bisa disarankan mengikuti terapi perilaku. Misal anak yang dibesarkan dengan budaya permisif (apa-apa boleh alias dimanja), dapat dibentuk perilakunya dengan terapi ini.
Prinsipnya adalah memberikan reward bila anak melakukan apa yang diminta dan membatalkan atau menarik reward bila anak menolak atau tak melakukannya. Ada beberapa latihan dalam terapi perilaku yang saya ketahui. Latihan pertama adalah belajar duduk, tidak keluar dari kursi. Sambil duduk anak diberikan berbagai aktivitas agar anak betah. Nangis ngga? Tentu saja, Hanif masih menangis sampai 3 bulan terapi. Wajar saja, anak yang biasanya tidak bisa diam ‘dipaksa’ untuk terus berada di kursi selama sesi terapi. Saya bahkan sempat berpikir menghentikan terapi karena tidak tega mendengar tangisannya. Tapi alhamdulillah hasilnya sekarang Hanif bisa duduk tenang saat makan di tempat publik.
Tahap yang kedua adalah latihan kontak mata. Biasanya menggunakan berbagai benda yang didekatkan ke mata kita agar anak tertarik dan melihat kita. Lambat laun anak akan bisa memandang saat kita panggil walau tanpa pancingan ‘benda’. Hanif juga sudah bisa dipanggil, walau kontak matanya masih sangat sebentar. Lalu ada tahapan imitasi atau meniru, terapis akan mencontohkan dan anak diminta menirukan. Misal terapis bilang tirukan sambil menepuk meja.  Jika semakin pintar, perintah tak lagi dengan contoh tapi cukup dengan ucapan. Contohnya ambil warna merah. Beberapa tahapan terapi tersebut bermanfaat untuk membentuk sikap belajar yakni bisa duduk tenang dan paham perintah. Ibarat hendak memasukkan air ke dalam botol, tentu akan sulit bila botolnya terus bergoyang, gitu kata terapis. Mungkin ada banyak lagi jenis latihan/tahapannya, tapi yang saya tahu cuma dasarnya saja^^.
Tools yang digunakan selama terapi perilaku ini ada bermacam-macam. Yang paling sering digunakan adalah label gambar. Selain berfungsi untuk mengenalkan, label gambar juga bisa dipakai untuk latihan kontak mata. Jenisnya bermacam-macam, ada label huruf, angka, warna, tempat, profesi, asosiasi, hewan, sayuran dan lain-lain. Orang tua juga bisa membuat sendiri di rumah untuk label seperti huruf, angka, warna atau suku kata.


Mainan juga dipakai selama terapi. Mainan edukatif bisa untuk melatih konsentrasi dan pemahaman. Mainan telepon bisa dipakai untuk pengenalan dan bermain peran. Mainan juga dapat diberikan sebagai reward,apalagi jika anak suka mainan tertentu. Berikan mainan tersebut hanya jika anak melakukan dengan benar apa yang diminta. Dengan begitu, anak akan terdorong untuk belajar patuh. Selain itu, reward dapat pula berupa sorakan, pujian, tepuk tangan atau pelukan.


Nah, itulah sekelumit tentang terapi perilaku. Insya Allah akan dibahas jenis terapi yang lain di postingan berikutnya. Semoga bermanfaat...