19 Apr 2012

Karyawisata ke Ocean Dream Samudera

Hanif makan bolu sembari nunggu dibagi tiket
Kamis minggu lalu Hanif dan teman-teman seplaygrupnya berkaryawisata ke Ancol. Sebenarnya ini bukanlah kali pertama Hanif pergi karyawisata. Bulan lalu ada karyawisata juga, tapi tujuannya lebih dekat yaitu Taman Kota Serpong dan orang tua tak boleh ikut. Kali ini saya berkesempatan ikut, kebetulan juga Bu Nita –shadow teacher Hanif- berhalangan ikut karena masih berkabung. Tujuan karyawisata ini tepatnya adalah Ocean Dream Samudera alias Gelanggang Samudera. Ternyata namanya ganti, saya juga baru tahu. 

Perjalanan berangkat dari Tangerang macet banget, maklum weekdays. Kami baru sampai sekitar pukul 10.45. Di sana sudah penuh banget, ramai dengan anak sekolah yang sebagian besar TK. Mungkin banyak sekolah yang berpikiran sama, memanfaatkan libur ujian kelas 6 plus mumpung lagi ada diskon spesial Hari Bumi. Ya...tiket masuk yang semula 90ribu, diskon jadi hanya 45ribu. Meski jadwal acara sempat kacau gara-gara macet, alhamdulillah kami semua bisa menonton 3 pertunjukan dari  4 yang direncanakan yaitu Underwater, 4D (Sammy) dan Aneka Satwa. Waktu pertunjukan underwater, Hanif tidak terlalu tertarik dengan atraksi airnya. Ia lebih suka melihat tayangan animasi yang disorotkan di tembok untuk mendukung cerita atraksi air. Kalau saat nonton film 4D, Hanif tidak mau pakai kacamata tapi alhamdulillah ia mau duduk tenang sampai film selesai. Bahkan saat kursi berguncang-guncang dan disemprot air, Hanif malah ketawa-tawa. Emaknya mah seneng banget...baru pertama kali nonton 4D, jadi pengen lagi hehe... Setelah itu kami break makan siang dan sholat. Mumpung lagi ngga sholat, Hanif saya ajak naik permainan balon udara. Ngga terbang koq, muter-muter doang. Saya pikir jangan-jangan Hanif tar takut, eh ternyata mau. Malahan pas muter-muter di atas, emaknya yang pusing...ampuuun...Hanif ketawa-tawa. Emang umur ngga bisa ditipu, padahal waktu kuliah saya suka naik kora-kora berkali-kali-__-. Habis pusing-pusing, kami nonton Aneka Satwa. Isinya atraksi binatang (berang-berang, beruang madu dan kuda nil) yang diiringi narasi. Narator yang kocak abis membuat penonton pada heboh. Hanif...tiduuur, ya ampuun bisa-bisanya tidur di tempat rame. Usai itu, kami langsung pulang karena sudah ashar dan takut kena macet sore. 

Saya senang bisa mendampingi Hanif ikut karyawisata kali ini. Banyak perubahan positif pada Hanif, bisa duduk tenang, ngga lari-larian tak terkendali dan berani naik bis sendiri. Ya...bis anak dan orang tua dipisah. Untuk mengajarkan kemandirian, saat perjalanan berangkat dan pulang anak-anak didampingi ibu guru saja. Alhamdulillah Hanif bisa, kata bu guru Hanif suka jalan-jalan di dalam bis tapi ngga rewel dan ngga ngompol. Pukul 17.30 kami tiba kembali di sekolah. Trus pulang deh. Capeek tapi senaaang....

naik balon udara...

kuda nilnya endut banget!!

tidur siang di aneka satwa show

underwater show

Just The Way They Are


Memperingati Hari Autis Sedunia yang jatuh tanggal 2 April lalu menyadarkan saya bahwa keberadaan para penyandang autis semakin banyak. Saya memang belum pernah ikut Walk for Autism yang biasanya diadakan saat Hari Autis, tapi cukup dengan melihat banyak anak-anak baru di tempat terapi Hanif. Ada yang usianya belum 2 tahun, tapi ada juga yang baru terdiagnosa di usia 8 tahun. Dengan semakin banyak informasi tentang autis, tentu meningkatkan kesadaran orang tua untuk waspada sejak dini sehingga banyak anak-anak balita sudah ikut terapi. Sedangkan yang terdiagnosa di usia sekolah, biasanya gejalanya sangat ringan sehingga baru terlihat ketika pelajaran di sekolah mulai sulit, seperti penyandang Asperger. 

Keberadaan anak-anak ini tak bisa diabaikan, apalagi dibuang begitu saja dari kehidupan kita. Anak autis sejatinya sama seperti anak-anak lain, dengan keunikannya masing-masing. Orang tualah yang harus menerima mereka apa adanya dan menyayanginya. Ya, kunci dari kesuksesan setiap anak adalah dukungan orang tua. Tak semua anak bisa sekolah S2, begitu juga anak autis tak semuanya bisa sekolah di sekolah umum. Jika tak bisa, janganlah dipaksakan. Kalau memang bisa, apa salahnya mencoba sekolah umum? Adalah tugas dari orang tua untuk mengenali bakat setiap anak. Bahkan ketika bakat itu tak kunjung tampak pun, tetaplah mencintai mereka tanpa syarat. 

Seorang ustadzah pernah mengatakan bahwa anak diamanahkan pada orang tua dalam satu paket. Ada paket syukur, ada juga paket sabar yang semuanya harus diterima dengan ikhlas. Mungkin saat ini anak kita termasuk paket sabar, yang menuntut kesabaran dan keikhlasan kita dalam mendidiknya. Tapi sesungguhnya masa depan adalah misteri. Kita tak pernah tahu apakah suatu saat nanti paket sabar kita akan berubah status jadi paket syukur? Atau sebaliknya paket syukur berubah jadi paket sabar? Apapun yang terjadi nanti, kita harus berusaha memberikan yang terbaik untuk anak kita sekarang dan yakin Allah pasti memberikan yang terbaik juga untuk hambaNya. Tak usah ambil pusing omongan orang tentang hukum karma atau apalah, yakinlah bahwa Allah memberikan yang terbaik. Anak kita adalah yang terbaik untuk kita dan menjadikan diri kita pribadi yang lebih baik. Love them...just the way they are. Selamat Hari Autis^^.

9 Apr 2012

Bakso Homemade

Saya lumayan sering bikinin bakso untuk Hanif, minimal sekali seminggu. Rotasi asupan protein memang dianjurkan oleh dokternya Hanif. 

Bahannya: 
300 gram daging sapi giling 
3 sdm tepung kentang 
3 sdm tepung sagu 
4 siung bawang putih 
2,5 sdt garam 
½ sdt lada putih 
air es secukupnya

Cara membuat: 
  1. Parut bawang putih, campurkan semua bahan kecuali air. 
  2. Uleni sambil ditambahkan air es sedikit demi sedikit. Uleni sampai adonan daging terlihat homogen alias tidak terlihat warna kemerahan daging tapi menyatu dengan tepung menjadi agak abu-abu. Air es ditambahkan hanya sampai adonan lemas dan agak lengket di tangan. 
  3. Didihkan air. Lumuri tangan kiri dengan sedikit minyak goreng (biar ngga lengket), cetak bakso dengan telunjuk dan jempol sementara tangan kanan menyendok bulatan bakso ke air mendidih. 
  4. Angkat bakso setelah mengapung. Biarkan dingin dan simpan dalam frezeer. Bakso siap dipakai untuk masakan apa saja.
 
Note: Bakso ini bentuknya tidak sehalus bakso bikinan abang-abang, karena nguleninnya pake tangan ya. Saya memakai tepung kentang setelah membaca bungkus bakso yang dijual di tukang sayur bahannya dari tepung kentang dan tapioka. Dan memang setelah dicoba, tekstur bakso lebih keras tapi tetap empuk. Selamat mencoba!!!

Fakta tentang MSG

Para bunda tentunya sudah tahu dampak negatif pemakaian MSG. Tak hanya bagi anak berkebutuhan khusus saja, MSG juga berpengaruh buruk pada anak yang ‘normal’. Hal ini tentu menuntut kecermatan bunda untuk memilih asupan terbaik bagi buah hati kita. Berikut beberapa cara menghindari MSG yang saya baca dari sebuah artikel.
  1. Bacalah dengan cermat bahan pembuat makanan (untuk makanan kemasan). Label seperti ‘fresh’, ‘100% natural’, ‘No artificial flavours’, bahkan ‘No added MSG’ tidak menjamin ketiadaan MSG dalam kandungannya.
  2. Hindari ‘kode 600’ yang merupakan kode dari penguat rasa, sbb: 620 glutamic acid, 621 monosodium glutamate atau MSG (umami), 622 monopotassium glutamate, 623 calcium glutamate, 624 monammonium glutamate, 625 magnesium glutamate, 627 disodium guanylate atau DSG, 631 disodium inositate atau DSI, 635 disodium ribonucleotides.
  3. Hindari bubuk penyedap MSG yang seringkali disebut sebagai gourmet powder, vetsin, chicken salt, atau seasoned salt.
  4. Hindari pula sumber MSG yang terselubung. Sebagian besar konsumen seringkali tidak menyadari bahwa bahan seperti protein sayur terhidrolisa (hydrolised vegetable protein) sebenarnya mengandung glutamat bebas yang secara esensi sama dengan MSG. Glutamat bebas bisa ditambahkan sebagai perasa tambahan dengan nama: natural flavours, flavours, kombu extract, broth, vegetable powder, tomato powder, soy powder, all purpose seasoning, all stocks dan stock cubes. Glutamat bebas dapat juga terdaftar sebagai HVP (hydrolysed vegetable protein) dan HPP (hydrolysed plant protein) serta kombinasi dari kata-kata berikut: 
  • hidrolyzed, autolyzed, formulated 
  • vegetable, wheat, gluten, soy, maize, plant 
  • protein

Nah bunda, mari jadi konsumen cerdas dan berikan yang terbaik untuk buah hati kita. 

Tips ala saya –yang dulu seringkali ngga pede kalau ngga pakai MSG^^: 

  1. Sediakan fillet dada ayam atau udang kupas di freezer. Gunanya untuk penyedap alami ketika masak sup atau tumisan. Masukkan dalam jumlah sedikit dalam masakan, pasti rasanya langsung enak.
  2. Tambah jumlah bawang putih dalam masakan, tapi jangan kebanyakan juga ya.
  3. Biasakan anak makan masakan nonMSG sejak dini. Jelaskan juga akibatnya pada anak, jika ia sudah bisa diajak diskusi.
  4. Jadilah contoh untuk anak kita,bunda. Demi anak, marilah kita makan makanan nonMSG pula. Emang sih rasanya kurang mantep buat lidah saya –yang sering dihajar makanan warung dari jaman ngekos-. Andalan saya biasanya sambel atau tunggu aja sampai laper...dijamin enak banget rasanya^^.
Sumbernya dari sini.